PENGELOLAAN KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN
Air merupakan media paling vital (penting) dalam kehidupan
ikan. Selain jumlahnya, kualitas air juga membutuhkan perhatian yang
paling serius agar dapat memenuhi syarat untuk mencapaiair juga membutuhkan perhatian
yang paling serius agar dapat memenuhi syarat untuk mencapai kondisi air yang optimal sebagai salah satu kunci
keberhasilan budidaya ikan.kondisi air yang optimal sebagai salah Cara mengontrol kualitas air yang baik menjadi sarat utama
sebagai pendukung berlangsungnya budidaya perikanan agar menghasilkan tingkat
produktivitas yang tinggi. Parameter
kualitas air pada proses budidaya ikan berperan dalam menciptakan suasana
lingkungan hidup ikan, agar perairan kolam mampu memberikan suasana yang nyaman
bagi pergerakan ikan yaitu tersedianya air yang cukup untuk menciptakan
kualitas air yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan
'
Dimana kualitas yang optimal (kimia air, fisika air, dan biologi air) sesuai dengan parameter yang disyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup dan sesuai, serta terhindarnya dari biota yang merugikan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan ikan (hama dan penyakit ikan).
Dimana kualitas yang optimal (kimia air, fisika air, dan biologi air) sesuai dengan parameter yang disyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup dan sesuai, serta terhindarnya dari biota yang merugikan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan ikan (hama dan penyakit ikan).
Ditinjau dari
sudut pandang fisika, biologi dan kimia, air memiliki beberapa manfaat untuk
menunjang kehidupan ikan dan udang serta pakan alaminya diantaranya yaitu :
· Dari segi ilmu fisika, air adalah
tempat hidup yang menyediakan ruang gerak bagi ikan atau udang.
· Dari
segi ilmu kimia, air berfungsi sebagai pembawa unsur-unsur hara, vitamin maupun
gas-gas terlarut lainnya.
· Dari segi biologi, air berperan
sebagai sarana yang baik untuk aktifitas biologis dan pembentukan serta
penguraian bahan organik.
Parameter
kualitas air merupakan beberapa patokan yang digunakan untuk mengetahui
kualitas air. Kualitas air dapat dinilai secara fisik maupun kimiawi. Secara
kimiawi, kualitas air dapat ditentukan oleh hal hal sebagai berikut :
Salinitas.
Salinitas adalah jumlah total kandungan garam yang
terlarut dalam sampel air yang diukur dalam satuan ppt (part per thausand).
Garam lautan berasal dari garam di pegunungan yang terbawa oleh aliran air
hujan dan sungai. Satuan ppt artinya bagian per seribu. Sedangkan air payau adalah
air yang rasanya setengah asin setengah tawar, atau mempunyai salinitas 15-25 ppt.
Setiap jenis ikan mempunyai salinitas optimal yang berbeda untuk hidupnya.
Salinitas yang baik untuk budidaya udang
windu adalah 15-22
ppt, sedangkan untuk udang putih 20-30 ppt. Salinitas air ini
dapat diukur menggunakan alat yang disebut dengan Salinity Meter.
DO (Dissolved Oxygen)
DO atau Dissolved Oxygen memegang peranan yang sangat
penting bagi mahluk hidup. Bagi hewan yang hidup di air, pemenuhan kebutuhan
oksigen dipenuhi dari oksigen yang terlarut dalam air, maupun langsung dari
udara seperti yang dilakukan pada beberapa jenis hewan tertentu (seperti lele).
Ikan dan udang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi untuk
beraktivitas, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Jumlah oksigen yang
terlarut dalam air dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/bagian per
sejuta). Besarnya DO
optimal untuk budidaya adalah 4 – 7,5 ppm,
yang sesuai dengan kebutuhan udang/ikan.
Sumber DO air berasal dari udara bebas melalui
proses difusi dan dari proses fotosintesis tumbuhan yang ada didalam air.
Besar-kecilnya DO ditentukan oleh temperatur air dan
udara, tekanan barometrik udara, jumlah tumbuhan air baik yang berupa tumbuhan
besar maupun dalam bentuk phytoplankton, kadar mineral dan Biological Oxygen Demand (BOD).
Kadar oksigen yang terlarut dalam air dapat diukur dengan alat yang
disebut DO Meter.
Cara untuk melarutkan oksigen kedalam air dari udara diantaranya dilakukan
dengan cara :
·
Penggunaan
kincir. Dengan menggunakan kincir, maka permukaan air tambak dipecah-pecah
menjadi butiran kecil, sehingga luas permukaan air menjadi lebih luas yang
menjadikan permukaan air yang mengalami kontak langsung dengan udara menjadi
besar sehingga oksigen dapat terlarut dalam air dalam jumlah yang banyak.
· Air
mengalir. Air yang selalu bergerak akan mempunyai kandungan DO yang lebih
tinggi dibandingkan dengan air yang tenang, karena selalu terjadi kontak dengan
udara bebas.
Derajat Keasaman (pH).
Tingkat keasaman air dinyatakan dalam pH air. Besarnya pH air yang optimal
untuk kehidupan ikan dan udang adalah 6,5 – 8 (netral),
karena pada kisaran tersebut menunjukkan keseimbangan yang optimal antara
oksigen dan karbondioksida serta pada nilai tersebut, berbagai mikroorganisme
yang merugikan akan sulit berkembang. Kondisi pH air dapat berubah-ubah selama
budidaya yang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, hal ini yang dapat berakibat
buruk bagi ikan atau udang.
Air yang pH-nya terlalu rendah (asam) dapat
menyerap fosfat yang
berperan dalam menurunya tingkat kesuburan air, sehingga kesuburan kolam dapat
menurun. Penurunan pH dapat diatasi melalui pengapuran dengan
dosis 100 – 250 kg/ha.
Pengukuran nilai pH air dapat dilakukan dengan menggunakan alat test pH air.
DAMPAK PERUBAHAN pH
·
Terganggunya
proses metabolisme ikan.Terganggunya proses metabolisme ikan.
·
Ikan
mudah terserang penyakit.Ikan mudah terserang penyakit.
·
Pertumbuhan
menurun, stres.Pertumbuhan menurun, stres.
pH
tinggi dapat meningkatkan kandungan ammonia sehingga kualitas air terganggu.pH
tinggi dapat meningkatkan kandungan ammonia sehingga kualitas air terganggu..
CARA MENGATASI pH AIR
Sebelum
pengisian air, kolam dikeringkan kemudian diberi kapur secara merata.Sebelum
pengisian air, kolam dikeringkan kemudian diberi kapur secara merata.
Dilakukan
pengendapan sebelum air dimasukkan ke dalam kolam.Dilakukan pengendapan sebelum
air dimasukkan ke dalam kolam.
Penggantian air untuk
membuang sisa-sisa pakan dan kotoran dari dasar kolam agar pH Penggantian air
untuk membuang sisa-sisa pakan dan kotoran dari dasar kolam agar pH kembali
normal.
Alkalinitas.
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan setiap
penambahan asam tanpa menurunkan pH. Alkalinitas merupakan buffer (penahan)
terhadap pengaruh pengasaman.
Alkalinitas ini disebabkan oleh adanya ion-ion bikarbonat
(HCO3-), karbonat (CO32-), hidroksida (OH–) dan ion-ion
lain dalam jumlah kecil.
Secara
fisik, kualitas air dipengaruhi oleh :
Kecerahan
(transparansi) air / Tingkat Kekeruhan Air.
Kecerahan atau tingkat kekeruhan air pada hakekatnya
menunjukkan populasi plankton dan kandungan material lainya yang terlarut dalam
air, biasanya diukur dengan menggunakan secci disk atau Turbidity
Meter. Kecerahan yang baik berkisar antara 30 – 40 cm, karena
pada kondisi itu populasi plankton cukup ideal untuk pakan alami dan material
terlarut cukup rendah. Pada awal budidaya, biasanya kecerahan air tinggi (50 cm
hingga dasar kolam) karena populasi plankton masih rendah dan air masih bersih.
Semakin lama usia budidaya, kecerahan makin rendah (hingga 10 cm).
Untuk
mempertahankan kecerahan yang ideal, selalu dilakukan ganti air baru secara
rutin atau setiap ada indikasi penurunan kecerahan dan dilengkapi dengan
perlakuan bahan-bahan pembuat stabil kondisi air (stabilizer). Kecerahan yang
ideal juga menunjukkan kondisi air yang baik, karena penurunan kualitas air
banyak disebabkan oleh tingginya kadar bahan organik dan anorganik
terlarut. Disamping itu, plankton yang terlalu tinggi populasinya
menyebabkan tingginya pH pada siang hari dan punurunan drastis kadar DO
pada malam hari terutama jika plankton yang dominan adalah phytoplankton.
Suhu
Suhu air juga sangat penting bagi kehidupan ikan atau
udang karena suhu air sangat berpengaruh terhadap kehidupan jasad renik
(mikroorganisme), sehingga dapat mempengaruhi kehidupan ikan dan udang. Suhu ideal untuk budidaya
adalah 25 – 310 C. Jika suhu berfluktuasi
secara drastis, dapat berakibat buruk bagi pertumbuhan embrio ikan. Suhu air
dipengaruhi oleh radiasi cahaya matahari, suhu udara, cuaca dan lokasi. Air
mempunyai kapasitas yang besar untuk menyimpan panas sehingga suhunya relatif
konstan dibandingan dengan suhu udara, perbedaan suhu air antara pagi hari dan
siang hari hanya 20 C. Suhu air akan
mempengaruhi densitas/kepadatannya (dalam gr/cm3. Perbedaan
densitas air antara lapisan atas dan lapisan bawah dapat menyebabkan terjadinya
stratifikasi air menjadi 3 lapisan, yaitu epilimnion (lapisan atas yang suhunya
tinggi), hypolimnion (lapisan bawah yang dingin) dan thermocline (lapisan
antara keduanya yang suhunya turun drastis). Stratifikasi air ini dipengaruhi
oleh kedalaman kolam/tambak dan radiasi cahaya matahari.
Kedalaman
air.
Untuk kolam budidaya, kedalaman air yang ideal yaitu
70 – 120 cm. Air yang terlalu dangkal menyebabkan perubahan
suhu terlalu besar. Jika air terlalu dalam mengakibatkan perbedaan suhu yang
menyolok antara air bagian atas dengan bagian bawah dan sinar matahari tidak
dapat mencapai air bagian bawah sehingga pertumbuhan phytoplankton terhambat.
Seperti yang telah dikemukaan di muka bahwa kolam/tambak yang terlalu dalam
dapat menyebabkan terjadinya stratifikasi suhu air sehingga harus diusahakan
agar berada dalam kisaran kedalaman yang ideal.
Daftar Pustaka
http://penyuluhpi.blogspot.com/2017/05/pengelolaan-kualitas-air.html
https://multimeter-digital.com/cara-mengontrol-kualitas-air.html
https://www.scribd.com/doc/17022707/Manajemen-Kualitas-Air-Untuk-Perikanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar