Jumat, 04 Januari 2019

Blomming algae


CARA MENGATASI BLOMMING ALGA DI KOLAM LELE


Alga yang berlebihan adalah masalah yang paling umum pemilik tambak dari tahun ke tahun. Hal ini dapat muncul dalam waktu singkat, bahkan bisa dalam semalam dan menyebabkan mimpi buruk selama berbulan-bulan jika tidak diobati. Artikel ini akan membantu pemilik tambak untuk lebih memahami ganggang dan menawarkan metode yang aman untuk jangka pendek dan mengendalikan alga jangka panjang.

Jenis Alga

Dua bentuk yang paling umum dari alga yang tambak adalah alga planktonik dan lumut.
Alga planktonik (atau dikenal sebagai ganggang air hijau) yang mikroskopis, ganggang mengambang bebas, membuat tambak warna hijau. Sebuah populasi alga planktonik yang nirmal adalah wajib untuk kolam yang sehat, karena mereka adalah dasar dari rantai makanan dan penting bagi kesehatan kehidupan air lainnya. Ketika ganggang plankton mulai mekar atau biasa di sebut blooming alga dan menjadi terlalu banyak, mereka akan menjadikan kolam berwarna hijau pekat. Hal ini biasanya terjadi pada bulan-bulan musim panas atau pada saat kemarau panjang.

Alga serabut atau Lumut, sering disebut sampah kolam, kolam lumut, alga tali atau ganggang rambut, mulai tumbuh di dasar tambak pada permukaan seperti batu dan kayu dan menyerupai bulu hijau. Sebagai rumpun yang tumbuh, mereka membebaskan diri dari bawah dan mengapung ke atas, sehingga menyerupai tikar hijau jelek di permukaan kolam. Lumut mulai tumbuh di awal musim kemarau dan pertama kali terlihat di sekitar tepi kolam di air dangkal. Memiliki nilai positif bagi kolam, tapi dapat merusak kolam selama musim panas.
 Blooming algae merupakan suatu kondisi dimana kondisi air di kolam telah mengalami ledakan populasi plankton yang dapat membuat penampakan pada kolam menjadi seperti hijau. Hal tersebut terjadi karena adanya proses eutrofikasi atau penyuburan pada perairan akibat dari penumpukan sisa pakan dan bahan organik di dasar perairan sehingga dapat memberikan suplai makanan bagi plankton untuk tumbuh dengan subur dan memperbanyak diri. Ini merupakan salah satu masalah bagi para pembudidaya lele.
Cyanophyta juga dapat mengeluarkan zat beracun yang membahayakan manusia maupun hewan , termasuk udang. Zat beracun ini dapat menimbulkan pengaruh yang serius, bahkan menimbulkan kematian apabila terkonsumsi. Zat beracun ini disebut cyanotoxin. Terdapat lebih dari 70 macam cyanotoxinyang dikelompokkan menjadi beberapa type berdasarkan target serangan racunnya.
 Salah satu penyebabnya ialah pemberian pakan dengan manajemen yang buruk sehingga membuat pakan tidak termakan oleh lele. Akibatnya, pakan yang tidak termakan mengendap di dasar kolam. Pelet mengandung banyak nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Apabila unsur-unsur nutrisi ini larut, kolam akan kaya nutrisi sehingga terjadi penyuburan. Plankton bisa tumbuh subur dan memperbanyak diri pada kondisi ini sehingga menutupi seluruh permukaan air di saat siang harinya.
Kolam yang ditempatkan di bawah sinar matahari langsung atau sedikit tanaman air juga berisiko menderita masalah ganggang. Seperti disebutkan sebelumnya, alga berfotosintesis memerlukan makanan dan sinar matahari. Inilah sebabnya mengapa umumnya yang paling terburuk masalah ganggang terjadi di musim panas/ kemarau..

Akhirnya, kolam yang mengalami kadar oksigen yang buruk juga akan menderita masalah kontrol alga. Ketika ada tingkat tinggi limbah di kolam yang stagnan dan masih, kadar oksigen bisa habis karena jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk memecah sampah. Ganggang mekar datang dan pergi, tetapi ketika ada sedikit oksigen terlarut dalam air, ganggang akan tumbuh sangat cepat.
Dampak blooming algae
Dalam hal ini dampak blooming algae ialah menghalangi penetrasi cahaya ke dalam kolam yang akan berpengaruh terhadap lele yang ada di kolam. Hal yang lebih buruk lagi ialah terjadi persaingan dalam penggunaan oksigen antara organisme plankton (zooplankton) dan lele.

Pengaruh blooming algae
Untuk pengaruh blooming algae itu sendiri pada kualitas air, yakni akan menghasilkan zat-zat yang bersifat toksik (racun) yang akan berpengaruh buruk terhadap lele. Suatu saat algae tersebut akan mati secara massal yang akibatnya terjadi kembali penumpukan bahan organik di dasar kolam. Sekarang tugas mikroorganisme pengurai di dasar perairan untuk mengurai bahan organik tersebut. Cyanophyta juga dapat mengeluarkan zat beracun yang membahayakan manusia maupun hewan , termasuk udang. Zat beracun ini dapat menimbulkan pengaruh yang serius, bahkan menimbulkan kematian apabila terkonsumsi. Zat beracun ini disebut cyanotoxin. Terdapat lebih dari 70 macam cyanotoxinyang dikelompokkan menjadi beberapa type berdasarkan target serangan racunnya.
Yang menjadi masalah ialah ketika malam hari proses fotosintesis akan berhenti karena tidak adanya cahaya matahari sehingga suplai oksigen di perairan pun menjadi berkurang. Dalam kondisi yang demikian ini, bakteri pengurai akan bekerja secara anaerob (tanpa oksigen) sehingga zat yang dihasilkannya ialah zat-zat yang bersifat toksik (racun) yang buruk bagi lele.
Cara mengatasi blooming algae
Melihat dampak negative yang mungkin ditimbulkan bila terjadi blooming Cyanophyta, maka yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut :
1.   Tidak berlebihan menggunakan pupuk
2.   Tidak berlebihan dalam pemberian pakan, yang dapat meningkatkan jumlah sampah dalam tambak
3.   Operasional kincir yang maksimal, dengan demikian tidak akan terjadi stratifikasi suhu air dan kondisi air terus bergerak. Cyanophyta lebih subur tumbuh pada air yang bersuhu hangat dan tenang.
Namun apabila sudah terjadi blooming, maka yang bisa kita lakukan adalah :
4.   Mengidentifikasi jenis Cyanophyta yang tumbuh. Apabila berupa filament dan dalam jumlah yang sedikit, maka bisa dilakukan pembuangan secara mekanis dengan serok atau sipon. Hal ini harus dilakukan dengan cepat guna mencegah terjadinya kematian massal yang akan menurunkan oksigen terlarut.
 Apabila blooming sudah sangat banyak, maka perlu digunakan bahan – bahan kimia yang direkomendasikan, misalnya :
1.   Cupri sulfat (hanya boleh dilakukan pada saat persiapan air) yang dapat membunuh Cyanophyta.
2.   Kapur Ca(OH)2 dan CaO sebagai koagulan yang mampu menggumpalkan dan mengendapkan material, termasuk Cyanophyta.
3.   Melakukan sipon setelah perlakuan bahan – bahan di atas, sehingga Cyanophyta yang mati tidak menambah sampah di dasar kolam / tambak, yang bisa mengurangi oksigen terlarut di perairan kolam / tambak.
Daftar Pustaka





                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar