Jumat, 08 Maret 2019


BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOK


Budidaya ikan air tawar merupakan salah satu jenis usaha yang mulai banyak diminati karena tergolong mudah dan minim modal. Salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan adalah ikan lele. Pasalnya sudah menjadi rahasia umum bahwa ikan lele tergolong mudah dibudidayakan karena kemampuannya bertahan hidup yang sangat tinggi sekalipun dipelihara di air yang kualitasnya buruk sekalipun.
Bioflok asal katanya “bio” yang artinya kehidupan dan “floc” yang artinya gumpalan.
Bioflok sendiri menurut istilah mengandung pengertian tentang sebuah bahan organik hidup yang menggumpal menjadi satu.
Meski demikian para pembudidaya ikan lele juga berusaha meningkatkan kualitas lele hasil produksinya sekaligus meningkatkan omset. Salah satu teknik terbaru dalam budidaya ikan lele adalah  budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Bioflok ini merupakan teknik pemeliharaan ikan dengan memaksimalkan jumlah tebar ikan lele pada wadah terbatas dimana airnya dikondisikan menjadi kaya mikroorganisme bermanfaat yang akan menguraikan kotoran ikan lele menjadi makanan lagi.  Kotoran lele akan berubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang mana sebenarnya merupakan perpaduan dari alga, ganggang dan bakteri yang merupakan makanan alami ikan. Setelah diuji coba ternyata metode bioflok merupakan cara terbaik memelihara ikan lele untuk saat ini dimana peternak bisa menghemat pakan hingga 50%. Anda tentu penasaran bukan? Pada artikel ini kami akan mengulas lebih detail mengenai cara budidaya ikan lele sistem bioflok.
Ada beberapa kelebihan dari sistem bioflok yang perlu Anda ketahui ialah sebagai berikut:
1.    Kadar PH bisa dibilang relatif stabil atau sekitar pH 7 – pH 7,8.
2. Kadar PH lebih cenderung bisa dibilang rendah, sehingga membuat kandungan didalamnya seperti amoniak (NH3) terbilang relatif kecil.
3. Sistem kerja bioflok memang tidak tergantung dengan sorotan sinar matahari yangaktivitasnya dapat menurun dalam kondisi suhu rendah.
4.  Sistem bioflok tidak perlu mengganti air dalam kondisi yang singkat sehingga kondisi biosecurity atau (keamanan) bisa terus terjaga dengan baik.
5.   Limbah dari tambak berupa (kotoran, sisa pakan, algae, amonia) bisa didaur ulang dengan menggunakan aneka makanan alami yang memiliki protein sangat tinggi.
6. Sistem bioflok bisa dibilang memang lebih ramah lingkungan sehingga dapat memberikan dampak yang lebih baik.

Kolam untuk bioflok tidak berbentuk persegi seperti pada umumnya akan tetap berbentuk tabung (silinder) dimana nantinya akan diisi ikan lele hingga padat. Meski demikian pembuatan kolam bioflok harus dibuat dengan kaidah yang benar. Untuk itu berikut kami terangkan cara membuat kolam bioflok.
·         Siapkan bahan berupa terpal, pagar besi dan paralon 3/4″
·      Buatlah lubang sedalam 20-30 cm dengan diameter 1,5 – 2 meter. Usahakan agar diatas kolam dibuat naungan yang akan menghalangi air hujan dan sinar matahari langsung yang bisa mempengaruhi kelangsungan hidup mikroorganisme air kolam
·         Pasang kerangka membentuk lingkaran disekeliling lubang.
· Jangan lupa untuk memberi saluran pembuangan di dasar tengah lingkaran menggunakan paralon 3/4″
·        Pasang Terpal dan lubangi bagian saluran pembuangan kemudian pastikan agar lubang tidak bocor ketika dipasang pipa gunakan lem dan karet pengikat.
·        Buat selang untuk mengalirkan air guna menambah oksigen dalam kolam nantinya.
Setelah siap maka selanjutnya tinggal pengisian air.
2. Persiapan Air Kolam Bioflok
Seperti namanya yaitu bioflok yang mana “bio” berarti makhluk hidup sedangkan “floc” berarti gumpalan. Maka air dalam kolam bioflok ini nantinya akan dipenuhi gumpalan-gumpalan kecil yang merupakan kumpulan mikroorganisme yang terdiri dari alga, ganggang dan bakteri.
Untuk mengkondisikan air seperti ini maka setelah kolam diisi air lalu kita memberikan pupuk dasar berupa pupuk organik (pupuk kandang) yang mana sudah disekomposisikan terlebih dahulu. Setelah itu anda perlu memasukkan molase (gula) dengan kadar 250 ml/m3. Molase ini akan berguna sebagai sumber energi bagi bakteri pengurai.
Langkah selanjutnya ialah memasukkan bakteri probiotik jenis bacilus sp. Namun kini dalam produk probiotik juga sudah dilengkapi berbagai jenis bakteri lainnya yang juga bermanfaat.
Setelah itu diamkan air minimal 2 minggu. Air yang sudah jadi akan berwarna merah kecoklatan yang mana artinya sudah dipenuhi bakteri dan ganggang.
 Pembesaran Bibit Ikan Lele
Bibit Ikan lele yang akan dimasukkan kedalam kolam bioflok memang seharusnya yang sudah berusia 1 bulan agar disamakan ukurannya terlebih dahulu. Untuk itu, bibit lele yang masih kecil dipelihara dahulu dikolam pembesaran lalu diseleksi ukurannya setelah berusia 1 bulan untuk kemudian dipindahkan ke kolam bioflok.
Air di kolam pembesara juga sebaiknya dikondisikan mirip dengan air dalam kolam bioflok agar iakn tidak kaget nantinya ketika baru dipindah kolam.
4. Pemeliharaan di Kolam Bioflok
Ikan lele yang sudah berusia 1 bulan dan sudah disortir maka segera dipindah ke kolam bioflok untuk dipelihara. Pada tahap ini maka anda sudah bisa mulai mengurangi porsi pakannya secara bertahap tiap minggunya. Mulai dari 10%, 20% hingga 50% pada akhirnya.
Yang perlu anda cermati adalah penambahan bakteri probiotik secara berkala serta jam pemberian pakan juga tidak berubah. Jika sedari awal anda memberikan pakan 3 kali maka saat di kolam bioflok pun masih tetap 3 kali haya saja porsinya mulai dikurangi. Kenapa dikurangi? Karena ikan sudah akan mendapat pakan alami yang kaya nutrisi dari airnya selain itu kotoran ikan juga akan diubah menjadi pakan yang bermanfaat. Hal ini akan membuat anda lebih hemat dalam pemberian pakan.
5. Cara Pemberian Pakan
Untuk memberikan pakannya maka anda bisa menggunakan pelet yang sudah dibasahi dan didiamkan 5-10 menit agar mengembang terlebih dahulu lalu ditaburkan dari 3 sudut kolam bioflok. Agar semakin menghemat biaya,
bisa membuat pakan alternatif untuk diumpankan pada siang atau sore hari sehingga pemberian pelet hanya 40% dan yang 60% adalah pakan alternatif.
Pakan diberikan 3 kali yakni pagi jam 9 lalu siang jam 3 dan malam jam 8 atau 9. Jangan memberikan pakan terlalu pagi serta jangan memberikan pakan terlalu banyak. Jumlah pakan adalah 2,5% dari total berat badan ikan yang mana nantinya dibagi lagi menjadi 3 untuk dierikan pagi, siang dan sore. Untuk itu anda harus rutin melakukan pengechekan sample berat badan ikan lele untuk menentukan banyaknya pakan yang harus diberikan
Penambahan Probiotik Secara Rutin
Karena ikan lele ini tergolong sangat rakus, maka apabila ukuran tubuhnya semakin besar, maka semakin banyak pula makannya. Kadar mikroorganisme dalam air bioflok juga akan cepat berkurang pada saat usia ikan lele sudah dewasa.
Untuk menjaga kestabilan kadar mikroorganisme dalam kolam, maka anda perlu melakukan penambahan probiotik secara rutin. Paling bagus adalah seminggu sekali. Dengan demikian air dalam kolam tetap akan didominasi oleh mikroorganisme bermanfaat. Cara Penebaran Pakan yang Baik
Cara penebaran pakan yang baik ialah dengan membagi 3 bagian sudut pada kolam terpal di area sisi bagian kanan kolam, kiri kolam dan tengah kolam. Pemberian pakan lele bisa lebih merata.
Saat tahap awal,  bisa menebarkan di area sisi kanan hingga pelet habis, kemudian pindah di area sisi kiri.
Kemudian setelah sisi kiri habis, maka Anda bisa pindah ke sisi tengah. Sebarkan pelet hingga kenyang.
Tanda dari ikan yang sudah kenyang adalah adanya pelet yang mengambang dan tidak dimakan oleh ikan.
7. Panen Lele
Panen pada budidaya ikan lele sistem bioflok bisa diakukan lebih cepat yakni 15-20 hari lebih awal dari pada pemeliharaan model konvesional. Mengapa bisa demikian? Karena asupan nutrisi ikan lele dalam sistem bioflok senantiasa terpenuhi setiap saat sehingga ukuran tubuhnya lebih cepat berkembang.

Daftar Pustaka

https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-lele-sistem-bioflok
https://duniaterpal.com/panduan-ternak-lele-bioflok/





                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar