CARA PANEN DAN PENANGANNAN PASCA PANEN IKAN
PATIN
Penangkapan ikan patin pada masa panen merupakan hal yang
menyenangkan karena kita akan segera memetik hasil budidaya patin, namun perlu
kita ketahui bagaimana cara penangkapan yang baik karena jika cara penangkapan
salah maka ada kemungkinan kita akan merugi. Penangkapan dengan menggunakan
jala apung sangat tidak disarankan karena akan mengakibatkan ikan mengalami
luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak
kebagian hulu.
Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan
patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan ikan patin seperti ini
menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian
ikan dapat dihindari.
1. PANEN
1. Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
2. Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan kedalam wadah yang telah disiapkan.
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan kedalam wadah yang telah disiapkan.
2.
PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan patin dapat
dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1)
Penanganan ikan patin hidup
Harga ikan
patin hidup lebih mahal dibandingkan dengan patin yang sudah mati, walaupun
masih segar. Biasanya dapat mencapai dua kali lipat harga ikan mati yang msih
segar. Oleh karena itu, pemanenan dan penanganan hasil harus hati-hati sehingga
patin tetap hidup hingga sampai ke tangan konsumen.
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan
agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan
hidup, segar dan sehat antara lain:
o
Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah
sekitar 20 derajat C.
o
Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore
hari.
o
Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak
terlalu padat.
2) Penanganan
ikan patin segar
Ikan patin segar merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
o
Penangkapan ikan patin harus dilakukan hati-hati agar
ikan-ikan tidak luka.
o
Sebelum dikemas, ikan patin harus dicuci agar bersih
darilendir.
o Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk
pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang
dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan
kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi
kotak maksimum 50 cm.
o
Ikan patin diletakkan di dalam wadah yang diberi es
dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai)
dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5
cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul
lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,
demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Penanganan patin mati
Ikan
patin yang telah mati harus dijaga agar tetap segar hingga sampai ditangan
konsumen. Patin yang telah mati sangat cepat mengalami penurunan mutu.
Kerusakan daging ikan setelah mati biasanya disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain:
Adanya enzim dalam tubuh ikan yang menyebabkan daging
ikan menjadi busuk. Kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan enzim ini disebut
“otolisis”.
a.
Adanya bakteri pembusuk dari luar tubuh ikan yang
masuk ke dalam jaringan tubuh ikan mati dan menghancurkannya.
b.
anyya proses kimia di dalam jaringan tubuh yang mulai
busuk karena proses otolisis.
Ketiga penyebab proses pembusukan tersebut dapat
berjalan bersama-sama, tumpang-tindih atau saling memperkuat. Proses pembusukan
akan semakin cepat bila suhu semakin tinggi. Proses pembusukan ikan dapat
didinginkan sampai 0 C atau lebih rendah lagi.
Untuk mempertahankan kesegaran ikan, dapat diterapkan
prinsip rantai dingin. Artinya, ikan yang telah mati setelah dipanen harus
selalu dicampur es. Jumlah es yang digunakan tergantung pada waktu yang
diinginkan. Efektivitas es untuk mempertahankan kesegaran ikan ditentukan oleh
ketahanan es tetap membeku. Ada beberapa perlakuan untuk mempertahankan
kesegaran ikan, antara lain:
a. Pemanenan ikan harus dilakukan hati-hati agar ikan
tidak luka. Ikan yang terluka akan mudah terserang bekteri sehingga terjadi
otolisis.
b.
Ikan dimasukkan dalam wadah yang diberi es dengan suhu
6-7C. Pada suhu tersebut, ikan yang masih hidup akan cepat pingsan dan mati
tanpa meronta. Jumlah es yang digunakan sebanyak 1/6 volume air.
c.
Sebelum dikemas, ikanharus dicuci hingga bersih.
d.
Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk
pengangkutan jarak dekat yang hanya memerlukan waktu 2-4 jam, dapat digunakan
keranjang yang dilapisi dengan daun pisang atau plastik. Untuk pengangkutan
jarak jauh, digunakan kotak dari seng atau fibreglass. Kapasitas
kotak maksimum 50 cm. Ukuran ini adalah ukuran standar yang dapat menhindari
resiko kerusakan ikan.
e.
Es yang digunakan harus es potongan kecil-kecil (es
curah). Perbandingan jumlah es dan ikan sebaiknya 1:1. Es diletakkan secara
berlapis-lapis. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm, ikan disusun di atas
lapisan es tersebut, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan
dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Untuk pengangkutan dengan angkutan darat, biasanya digunakan kotak yang tidak berinsulasi
karena hal tersebut dapat mengakibatkan es cepat mencair ketika udara panas.
Oleh karena itu, bila perjalanannya lebih dari 6 jam, perlu ditambahkan es
selama diperjalanan. Ikan yang disimpan di dalam kotak berinsulasi dan diberi
es sesuai dengan prosedur tersebtu akan tahan sampai 7 hari.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pananganan benih adalah sebagai berikut:
1. Benih ikan
harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat.
Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem
tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang
dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta
bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah
diaerasi semalam.
3. Sebelum
diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat
pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran
tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor
dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan
ukuran benihnya.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan
benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sistem
terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
2. Sistem
tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.
3. Cara pengemasan
benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1. masukkan air
bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2. hilangkan
udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
3. alirkan
oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
4. kantong
plastik lalu diikat.
5. kantong
plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos
yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2
buah kantong plastik.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai
berikut:
· Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1
kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
· Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang
berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam
kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
·
Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan
tetrasiklin selama 1-2 menit.
· Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak
pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan
dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak
4% selama 3-5 menit.
· Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di
kolam budidaya. Pengemasan benih harus dapat menjamin keselamatan benih selama
pengangkutan.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:
· Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap
kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk
simpul sederhana. Masing-masing kantong diisi air sumur yang telah diaerasi
selama 24 jam.
· Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam
ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
·
Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni
(perbandingan air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang
rangkap.
·
Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan
kedalam kardus.
· Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut
selama 10 jam dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak
yang hendak ditempuh memerlukan waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk
menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan
di dalam setiap kantong plastik.
Daftar Pustaka
http://www.bibitikan.net/cara-panen-dan-penanganan-pasca-panen-ikan-patin/
http://penyuluhannusantara.blogspot.com/ Zaelani
Akbar/2012/01/panen-pasca-panen-ikan-patin.html
https://www.banyudadi.com/penanganan-panen-ikan-patin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar