Jumat, 15 Maret 2019

Cara Panen Dan Penanganan Pasca Panen Ikan Patin


CARA PANEN DAN PENANGANNAN PASCA PANEN IKAN PATIN




Penangkapan ikan patin pada masa panen merupakan hal yang menyenangkan karena kita akan segera memetik hasil budidaya patin, namun perlu kita ketahui bagaimana cara penangkapan yang baik karena jika cara penangkapan salah maka ada kemungkinan kita akan merugi. Penangkapan dengan menggunakan jala apung sangat tidak disarankan karena akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu.
Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan ikan patin seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
1. PANEN
1.    Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
2.    Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan kedalam wadah yang telah disiapkan.
2. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan patin dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1)     Penanganan ikan patin hidup

Harga ikan patin hidup lebih mahal dibandingkan dengan patin yang sudah mati, walaupun masih segar. Biasanya dapat mencapai dua kali lipat harga ikan mati yang msih segar. Oleh karena itu, pemanenan dan penanganan hasil harus hati-hati sehingga patin tetap hidup hingga sampai ke tangan konsumen.

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan 
agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
o    Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
o    Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
o    Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2)    Penanganan ikan patin segar

Ikan patin segar merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
o    Penangkapan ikan patin harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
o    Sebelum dikemas, ikan patin harus dicuci agar bersih darilendir.
o Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
o    Ikan patin diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
 Penanganan patin mati
Ikan patin yang telah mati harus dijaga agar tetap segar hingga sampai ditangan konsumen. Patin yang telah mati sangat cepat mengalami penurunan mutu. Kerusakan daging ikan setelah mati biasanya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
Adanya enzim dalam tubuh ikan yang menyebabkan daging ikan menjadi busuk. Kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan enzim ini disebut “otolisis”.
a.    Adanya bakteri pembusuk dari luar tubuh ikan yang masuk ke dalam jaringan tubuh ikan mati dan menghancurkannya.
b.    anyya proses kimia di dalam jaringan tubuh yang mulai busuk karena proses otolisis.
Ketiga penyebab proses pembusukan tersebut dapat berjalan bersama-sama, tumpang-tindih atau saling memperkuat. Proses pembusukan akan semakin cepat bila suhu semakin tinggi. Proses pembusukan ikan dapat didinginkan sampai 0 C atau lebih rendah lagi.
Untuk mempertahankan kesegaran ikan, dapat diterapkan prinsip rantai dingin. Artinya, ikan yang telah mati setelah dipanen harus selalu dicampur es. Jumlah es yang digunakan tergantung pada waktu yang diinginkan. Efektivitas es untuk mempertahankan kesegaran ikan ditentukan oleh ketahanan es tetap membeku. Ada beberapa perlakuan untuk mempertahankan kesegaran ikan, antara lain:
a.   Pemanenan ikan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka. Ikan yang terluka akan mudah terserang bekteri sehingga terjadi otolisis.
b.      Ikan dimasukkan dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7C. Pada suhu tersebut, ikan yang masih hidup akan cepat pingsan dan mati tanpa meronta. Jumlah es yang digunakan sebanyak 1/6 volume air.
c.      Sebelum dikemas, ikanharus dicuci hingga bersih.
d.      Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat yang hanya memerlukan waktu 2-4 jam, dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang atau plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh, digunakan kotak dari seng atau fibreglass. Kapasitas kotak maksimum 50 cm. Ukuran ini adalah ukuran standar yang dapat menhindari resiko kerusakan ikan.
e.      Es yang digunakan harus es potongan kecil-kecil (es curah). Perbandingan jumlah es dan ikan sebaiknya 1:1. Es diletakkan secara berlapis-lapis. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm, ikan disusun di atas lapisan es tersebut, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. Untuk pengangkutan dengan angkutan darat, biasanya digunakan kotak yang tidak berinsulasi karena hal tersebut dapat mengakibatkan es cepat mencair ketika udara panas. Oleh karena itu, bila perjalanannya lebih dari 6 jam, perlu ditambahkan es selama diperjalanan. Ikan yang disimpan di dalam kotak berinsulasi dan diberi es sesuai dengan prosedur tersebtu akan tahan sampai 7 hari.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
1.  Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2.    Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3.    Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1.    Sistem terbuka

Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
2.    Sistem tertutup

Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.

3.    Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:

1.    masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2.    hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
3.    alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
4.    kantong plastik lalu diikat.
5.  kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
·    Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
·      Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
·         Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
·      Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
·       Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. Pengemasan benih harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:
·  Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. Masing-masing kantong diisi air sumur yang telah diaerasi selama 24 jam.
·      Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
·         Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
·         Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
·   Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik.

Daftar Pustaka

http://www.bibitikan.net/cara-panen-dan-penanganan-pasca-panen-ikan-patin/
http://penyuluhannusantara.blogspot.com/ Zaelani Akbar/2012/01/panen-pasca-panen-ikan-patin.html
https://www.banyudadi.com/penanganan-panen-ikan-patin/



                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar