Jumat, 22 Maret 2019

Pembenihan Ikan Patin


PEMBENIHAN IKAN PATIN


Ikan Patin adalah sekelompok ikan berkumis atau Siluriformes yang termasuk dalam genus Pangasius dan famili Pangasiidae. Nama “Patin” juga diberikan pada salah satu anggotanya yaitu P. nasutus. Kelompok hewan ini memiliki banyak nilai ekonomi, seperti patin dan patin siam (P. hypophthalmus synonim. P. sutchi, atau beberapa menyebutnya jambal siam). Beberapa anggotanya hidup di Sungai Mekong dan diketahui memiliki ukuran sangat besar hingga mencapai panjang dua meter lebih.
Ikan patin banyak digemari masyarakat karena rasanya yang lezat dan dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan seperti gulai, pindang, digoreng atau olahan yang lainnya. Kini banyak orang yang berusaha membudidayakan ikan patin ini. Namun untuk melakukan budidaya anda harus mengetahui cara pemijahan ikan patin tersebut dengan benar, berikut adalah cara pembenihan atau pemijahan ikan patin:
A.           Pemilihan Indukan Ikan Patin
Pemilihan Ikan Patin Sebaiknya berumur 3 tahun untuk betina dan 2 tahun untuk jantan dengan berat1,2-2 kg.  Pemilihan induk betina yag telah siap kawin (telurnya sudah matang) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara visual (tanpa alat bantu) dan dengan alat bantu
Memilih induk dengan cara visual .
·  Induk ikan ditangkap pada bagian pangkal ekor kemudian diangkat dari dalam air.
·  Badan ikan dibalik, lalu perhatikan besar kecilnya perut. Perut yang buncit kearah dubur merupakan salah
·  satu ciri induk yang telah matang gonad.
·  Perhatikan pula warna kulit di sekitar genitalnya. Apabila warnanya kemerahan, berarti telur sudah     matang.
·  Yang terakhir, rabalah bagian perutnya. Apabila lembek, itu juga merupakan salah satu ciri telur sudah  matang gonad

Perbedaan Indukan Jantan dan Betina Ikan Patin 

Induk Betina :
·  Umur 3 tahun.
·  Ukuran 1,2 – 2 Kg.
·  Perut mmbesar kearah anus.
·  Perut terasa empuk han halus bila diraba.
·  Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
·  Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
·  Kalau disekitar kloaka ditekan, akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya  seragam.
Induk Jantan :
·  Umur 2 tahun.
·  Ukuran 1,5 – 2 Kg.
·  Kulit perut lembek dan tipis.
·  Bila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih.
·  Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

Cara Visual

Indukan ditangkap kemudian perhatikan besar kecilnya perut. Selain itu juga dapat dengan melihat warna kulit yang ada pada sekitar genital, jika warnanya kemerahan berarti telur telah matang. Atau juga dengan meraba perut, jika lembek berarti telur telah matang gonad.

Cara Alat Bantu

Alat bantu yang dapat digunakan untuk melihat apakah ikan patin telah matang gonad dapat dilakukan dengan menggunakan selang kanulasi atau kateter, cawan kaca bening, larutan transparan
kertas milimeter dan lain sebagainya. Caranya:

Ikan ditangkap kemudian masukkan selang kanulasi ke saluran telur dengan perlahan dan hati-hati agar tidak menyentuh telur. Kemudian sedot untuk mendapatkan sampel telur, lalu ukur diameter telur dengan menggunakan mikroskop atau bisa juga dengan kertas milimeter, apabila telur berukuran sekitar 0,9 mm berarti telah matang gonad.
Selain cara itu, dapat juga dengan cara meletakkan telur dalam cawan kaca bening lalu diberi larutan trasparan, kemudian cawan diletakkan diatas lampu pijar atau senter dan amati posisi inti telur jika letaknya mendekati atau sudah berada di dinding telur erarti sudah matang gonad.
Untuk indukan jantan yang siap kawin dapat dilihat dengan cara mengurut bagian perutnya ke arah anus, jika keluar cairan putih berarti ikan jantan tersebut siap kawin.

B. Pemijahan Ikan Patin
Ikan patin yang dijadikan indukan, pada 6 hari pertama pemeliharaan diberi pakan yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Pada hari ke 7, indukan disuntik dengan ekstrak kelenjar hipofisa. Lalu ikan tersebut diletakkan dalam kolam pembenihan.
Setelah sekitar 8-12 jam setelah penyuntikan kedua, indukan diambil dengan menggunakan kain hapa. Siapkan wadah untuk telur. Pemijahan dengan menyuntikan kelenjar hipofisa masih harus dibantu dengan pengurutan atau stripping mulai dari dada ke arah belakang dengan menggunakan jari tengah atau jempol, telur yang keluar ditampung dalam wadah yang telah disiapkan.
Telur yang sudah keluar kemudian dicampur dengan sperma jantan dan diaduk dengan menggunakan buku ayam sekitar 30 detik. Setelah itu, masukkan air bersih sedikit demi sedikit sambil terus diaduk selama sekitar 2 menit. Kemudian buang air dan ganti dengan air baru dan bilas sebanyak 2-3 kali hingga sisa sperma dan gelembug minyak pada telur berkurang.
C.  Penetasan Telur Ikan Patin

Siapkan kolam penetasan, kemudian pasang kain hapa lalu isi dengan air bersih, untuk menghindarkan timbulnya jamur maka perlu diberi larutan penghambat pertumbuhan jamur. Dalam kolam penetasan tersebut juga perlu dipasang aerator agar oksigen larva ikan dapat terpenuhi.
Jika sudah siap, sebar telur secara merata pada hapa, penyebaran tersebut agar tidak menumpuk yang menyebabkan elur membusuk maka penebaran dilakukan menggunakan bulu ayam.
D.  Pemeliharaan Larva Ikan Patin

Benih yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam aquarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. 
·  Setiap aquarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. 
·  Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per aquarium. 
·  Sampai benih berumur satu hari belum diberi makanan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sack atau kuning telur. 
·  Pada hari kedua dan ketiga baru benih itu diberi makanan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. 
·  Selanjutnya benih ikan diberi makanan moina (Moina cyprinacea) atau yang populer dikenal sebagai kutu air dan jentik-jenti nyamuk.
·  Larva dipelihara di aquarium hingga berumur 15 hari. Setelah berumur sekitar 17 – 18 hari, benih dijarangkan di kolam pendederan yang lebih luas dengan menjaga kondisi lingkungan, makanan yang cukup, serta kualitas airnya.


Daftar Pustaka
https://www.faunadanflora.com/mas Ad/2017/cara-pembenihan-ikan-patin/
http://www.alamikan.com /Agen Tama/2014/05/cara-pembenihan-ikan-patin.html


                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar