PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT IKAN NILA
Cara
Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) atau yang lazim dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Good Aquacultur Practice (GAP) adalah sistem atau metoda cara budidaya
ikan yang dikendalikan dari faktor-faktor eksternal yang dapat bersifat
merugikan dengan menerapkan cara budidaya dan menggunakan teknologi yang ramah
lingkungan termasuk dalam proses cara memanennya agar dihasilkan kualitas mutu
produk ikan hasil budidaya dengan kualitas yang baik.
pengertian
hama ikan adalah semua makhluk hidup (hewan) baik yang berukuran tubuh lebih
kecil, sama ataupun lebih besar dari tubuh ikan yang keberadaannya tidak
diinginkan karena mampu menimbulkan gangguan pada ikan. Dengan kata lain hama
ikan adalah semua makhluk hidup yang dapat memangsa, mengganggu ataupun menjadi
pesaing hidup dalam suatu habitat ikan. Sedangkan definisi penyakit pada ikan
adalah suatu gejala fisiologis ikan yang disebabkan oleh suatu parasit atau
faktor lingkungan yang tidak sesuai. Munculnya penyakit pada ikan selain
dipengaruhi kondisi ikan yang lemah juga cara penyerangan dari organisme yang
menyebabkan penyakit tersebut. Ikan nila adalah ikan air tawar yang tahan
penyakit dan bandel. Serangan penyakit pada ikan nila jarang ditemukan mewabah
secara besar-besaran. Namun bukan berarti hama maupun penyakit pada ikan nila
boleh dianggap sepele. Serangan penyakit pada ikan nila bisa saja datang dan
pembudidaya tetap harus waspada.
6 Jenis Hama Utama Ikan Nila dan
Cara Pengendaliannya
a.
Bebeasan (notonecta) – Hama ini
cukup berbahaya bagi ikan nila, terutama benih ikan yang masih kecil karena
sengatannya. Pengendalian hama bebeasan dapat dilakukan dengan menuangkan
minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
b. Ucrit (larva cybister)
– Hama ini menyerang ikan nila dengan cara menjepit badan ikan dengan taringnya
hingga robek. Pengendalian : hama ini sulit diberantas, hindari bahan organik
menumpuk di sekitar kolam.
c. Kodok – Kodok adalah musuh
utama bagi telur-telur ikan, hama ini suka memangsa telur ikan hingga habis
tidak tersisa. Pengendalian hama kodok pada budidaya ikan nila dilakukan dengan
sering membuang telur kodok yang mengapung, menangkap dan membuang hidup-hidup.
d. Ular – Ular menyerang benih dan ikan kecil dan
memangsanya. Pengendalian hama ular pada budidaya ikan nila dilakukan
dengan penangkapan dan pemagaran kolam menggunakan jaring.
e.
Lingsang – Hama ini adalah binatang yang sangat rakus memangsa
ikan. Linsang menyerang dan memakan ikan pada malam hari. Pengendalian hama
linsang pada budidaya ikan nila dilakukan dengan memasang jebakan berumpun dan
memagari kolam menggunakan jaring.
f.
Burung – Burung biasanya menyukai dan memakan benih dan
ikan-ikan kecil meskipun tidak jarang memakan ikan dewasa. Pengendalian
hama burung pada budidaya ikan nila dilakukan dengan cara memasang penghalang
bambu diatas permukaan kolam agar supaya burung sulit sulit menerkam, memasang
jaring diatas permukaan kolam, diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang diatas
kolam.
4 Jenis Penyakit Berbahaya pada
Ikan Nila dan Cara Pengendaliannya
a.
Penyakit Parasit pada Ikan Nila yang Disebabkan Oleh Trichodina sp.
Trichodina sp. adalah
mikroorganisme parasit yang sering menyerang ikan air tawar, seperti ikan nila.
Trichodina sp. biasanya menyerang bagian luar tubuh ikan, yaitu kulit, sirip
dan insang. Gejala serangan Trichodina sp. pada ikan nila yaitu terlihat adanya
luka pada bagian tubuh ikan yang diserang.
Pengendalian penyakit kulit, sirip dan insang
ikan nila
ü Mengganti
air kolam secara teratur
ü Memasang
filter air (bak pengendapan) pada instalasi pengairan kolam
ü Pengobatan
penyakit ini dapat dilakukan dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan
garam (NaCl) sebanyak 500-1000 mg/liter selama 24 jam. Atau dengan larutan
formalin sebanyak 25 mg/liter.
ü Lakukan
pengobatan secara teratur setiap 3 hari sekali sampai ikan benar-benar sembuh.
b).
Penyakit Parasit pada Ikan Nila yang Disebabkan Oleh Epistylis spp.
Epistylis spp.
merupakan mikroorganisme parasit yang sering menyerang bagian luar tubuh ikan
nila. Bagian tubuh yang sering diserang Epistylis spp. adalah kulit, sirip ikan
dan insang. Gejala serangan terlihat adanya perubahan warna insang menjadi
merah kecoklatan, gangguan pernapasan pada ikan/ikan sulit bernapas, gerakan
ikan lambat, dan pertumbuhan ikan terhambat. Penyakit ini menular melalui
kontak langsung antara ikan yang sakit dengan ikan sehat.
Pengendalin penyakit insang, kulit dan sirip
pada ikan nila :
ü
Mengambil ikan yang sakit dan
memeliharanya pada kolam karantina. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan
terhadap ikan yang sehat.
ü
Menjaga kualitas air,
ü
Padat tebar tidak melebihi
kapasitas kolam,
ü
Pengobatan penyakit ini dapat
dilakukan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40
menit, atau KMnO4 20 mg/liter selama 15-20 menit,
ü Pengobatan
dilakukan beberapa kali sampai ikan sembuh.
c).
Penyakit Jamur pada Ikan Nila yang Disebabkan Oleh Saprolegniasis
Saprolegniasis adalah
organisme sejenis jamur/cendawan yang sering ditemukan pada kolam pembenihan
ikan nila. Saprolegniasis sering menyerang telur-telur ikan nila, larva dan
benih ikan nila. Penyakit ini biasanya menyerang bagian luar tubuh ikan. Gejala
serangan terlihat seperti benang-benang halus berwarna putih sampai putih
kecoklatan.
Pengendalian PENYAKIT JAMUR pada
ikan nila
ü
Menjaga kualitas air yang
digunakan
ü
Pengobatan penyakit ini dapat
dilakukan dengan merendam telur atau ikan yang terserang dalam larutan
malachite green 1 mg/liter selama 1 jam, atau larutan formalin 200-300 mg/liter
selama 1-3 jam, atau NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.
ü Lakukan
pengobatan beberapa kali sampai ikan sembuh
d).
Penyakit Bercak Merah pada Ikan Nila
Penyakit bercak merah pada ikan nila
disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Kedua jenis
bakteri ini biasanya menyerang bagian luar dan organ dalam tubuh ikan. Gejala
serangan penyakit bercak merah pada ikan nila yaitu terjadinya pendarahan pada
bagian tubuh yang terserang, sisik ikan nila terkelupas, menimbulkan borok pada
kulit ikan nila, perut membusung, dan terjadi pendarahan pada organ hati,
ginjal dan limpa. Gejala lain yaitu gerakan ikan melemah dan sering muncul
kepermukaan kolam.
Pengendalian penyakit BERCAK MERAH pada ikan nila ;
·
Menjaga
kualitas air,
·
Mengganti
air kolam secara teratur,
·
Memberi
pakan tidak berlebihan,
·
Mencampur
pakan dengan oxytetracylin 50mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7-10
hari
·
Penyuntikan
dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot ikan atau kanamysin 20-40 mg/kg
bobot ikan,
·
Merendam
ikan yang sakit menggunakan kaliumpermanganat 10-20 mg/liter selama 30-60
menit,
5 Faktor Utama Penyebab Penyakit
pada Budidaya Ikan Nila
Penyakit pada ikan nila terjadi jika ikan
(inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang sesuai untuk kehidupan
ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau berkembang biak.
Ini akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-organ tubuh
ikan. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang
tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi
yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme
pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh
penyakit. Beberapa faktor ynag menyebabkan timbulnya penyakit pada ikan antara
lain sebagai berikut :
a. Adanya serangan organisme parasit
b. Lingkungan yang tercemar (ammonia, sulfide atau bahan-bahan kimia beracun)
c. Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar
d. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan
e. Kondisi tubuh ikan yang lemah karena faktor genetik (kurang kuat menghadapi perubahan lingkungan).
b. Lingkungan yang tercemar (ammonia, sulfide atau bahan-bahan kimia beracun)
c. Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar
d. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan
e. Kondisi tubuh ikan yang lemah karena faktor genetik (kurang kuat menghadapi perubahan lingkungan).
7 Tips Mencegah Serangan Penyakit
pada Budidaya Ikan Nila
Melakukan tindakan pencegahan terjadinya
serangan penyakit pada ikan nila jauh lebih baik daripada mengobati. Dengan
melakukan pencegahan setidaknya serangan penyakit ikan nila dapat ditekan
seminim mungkin. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
timbulnya serangan berbagai jenis penyakit pada ikan nila :
a. Pembersihan
dan pengeringan dasar kolam setiap selesai panen,
b. Penggunaan
bibit ikan yang sehat dan bebas penyakit,
c. Menghindari
penebaran bibit ikan terlalu padat (melebihi kapasitas kolam)
d. Menggunakan
sistem pengairan secara paralel untuk mencegah penularan dan penyebaran
penyakit,
e. Memelihara
ikan nila dengan baik dan benar,
f. Pakan
diberikan dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan, sisa-sisa pakan akan
mengendap didasar kolam dan menimbulkan pencemaran bau busuk pada air kolam.
Hal ini dapat memicu pertumbuhan jamur dan organisme parasit penyebab penyakit
pada ikan nila,
g.
Mengganti air kolam secara teratur.
Selain beberapa organisme penyabab penyakit
pada ikan nila diatas, penyakit ikan nila juga dapat disebabkan oleh kualitas
air yang buruk, kotoran atau limbah yang ada didasar kolam dapat menimbulkan
keracunan pada ikan. Sisa-sisa pakan dan pembusukan material organik di dasar
kolam dapat menimbulkan gas beracun, seperti H2S yang menyebabkan keracunan
pada ikan nila.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar