Jumat, 31 Mei 2019

Penyakit ikan leledan cara mengatasinya


PENYAKIT IKAN LELE DAN CARA MENGATASINYA

Penyakit merupakan hal yang paling ditakuti oleh pembudidaya ikan lele. Sebab kalau penyakit sudah menyerang lele, kemungkinan besar lele tersebut akan mati. Namun itu terjadi jika dilakukan penanganan tidak cepat. Jika penanganan dilakukan sesegeramungkin penyakit tersebut tidak akan membuat lele mati. Penyakityang menyerang lele bukan karena tidak ada penyebabnya. Hal yang menyebabkan penyakitmenyerang lele adalah karena jamur, parasit dan bakteri
Untuk dapat mengatasi penyakit pada lele dapat dilakukan dengan berbagai cara, tapi sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang sudah tersedia di alam atau disekitar lingkungan kita (Alami), selain lebih murah dan mudah didapat, penggunaan bahan alami relatif lebih aman, baik untuk lele maupun untuk lingkungan sekitar.
Beberapa cara penanggulangan penyakit lele dengan bahan alami :

Radang usus.

Penyakit lele ini biasanya menunjukkan gejala lele akan terlihat berdiri tegak dan bagian kumisnya menyembul di permukaan air. Cara mengatasi/ penanggulangannya dapat dilakukan cara menggunakan buah mengkudu yang sudah masak, caranya buah mengkudu yang sudah masak lalu masukkan pada kolam lele yang sakit, untuk ukurannya serta banyaknya mengkudu disesuaikan saja dengan besaran kolam, misalnya untuk kolam ukuran 2×4 cukup dgn 1 atau 2 buah mengkudu.

Radang Insang.

Ciri-cirinya adalah insang lele yang memerah. Cara mengatasi/penanggulangan dilakukan dengan cara menggunakkan daun sirih dan daun pepaya. Caranya, ambil 10 lembar daun sirih dan 10 lembar daun pepaya segar, lalu rebus dengan 1 liter air (1 gayung) biarkan mendidih sampai  air susut menjadi tinggal 1 gelas. Setelah itu larutkan hasil rebusan air yang 1 gelas tadi dgn 10 gelas air bersih, hasil campuran inilah yang dapat digunakan, tebarkan larutan ini secukupnya pada permukaan air kolam yg terkena penyakit, dosis harus disesuaikan dengan luas kolam.
Penyakit Radang Insang Pada Lele. Jenis Trichodina sp. termasuk dalam kelompok parasit Ciliata, yakni parasit yang bergerak dengan menggunakan bulu-bulu getar (cilia). Menurut hasil pengamatan lendir dari tubuh ikan lele dengan mikroskop, bisa diidentifikasi parasit Trichodina sp., yang juga dikenal dengan Trichodiniella sp., bisa menyebabkan penyakit Trichodiniasis, yang dapat menyerang kulit ikan ataupun insang pada ikan. Trichodina sp., adalah protozoa berbentuk cakram bulat seperti mangkok dengan gigi-gigi yang terdapat di bagian tengah. Sisi-sisi tubuh Trichodina sp., berbentuk cembung. Bagian ini berfungsi sebagai tempat menempel cilia yang berfungsi sebagai alat bergerak pada permukaan tubuh inang. Parasit ini mempunyai dua bagian yakni anterior dan posterior yang berbentuk cekung dan berfungsi sebagai alat penempel pada inang. Parasit ini juga mempunyai dua inti, yaitu inti besar dan inti kecil, inti kecil yang dimiliki berbentuk bundar menyerupai vakuola dan inti besar berbentuk tapal kuda. 
Parasit ini tidak dapat hidup bila diluar inang. Penempelan Trichodina sp., pada tubuh ikan sebetulnya cuma sebagai tempat pelekatan (substrat), sementara parasit ini mengambil partikel organik dan bakteri yang menempel di kulit ikan. Tetapi karena pelekatan yang kuat dan terdapatnya kait pada cakram, mengakibatkan seringkali muncul gatal-gatal pada ikan sehingga ikan akan menggosok-gosokkan badan ke dasar kolam atau pinggir kolam, sehingga dapat menyebabkan luka.
Ikan yang terserang parasit Trichodina sp., akan menjadi lemah dengan warna tubuh yang kusam dan pucat. Produksi lendir yang berlebihan dan nafsu makan ikan turun sehingga ikan menjadi kurus. Beberapa penelitian menggambarkan bahwa ektoparasit Trichodina sp., mempunyai peranan yang sangat penting terhadap penurunan daya tahan tubuh ikan yang akan menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Kematian ikan lele baisanya terjadi karena ikan memproduksi lendir secara berlebihan dan setelah itu mengalami kelelahan atau bisa juga terjadi akibat terganggunya sistem pertukaran oksigen, karena dinding lamela insang dipenuhi oleh lendir.
Penularan penyakit ini bisa melalui air atau kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi dan penularannya akan didorong oleh rendahnya mutu air pada wadah tempat ikan dipelihara.

Asam lambung.

Tanda-tandanya adalah akan terlihat kembung karena berisi gas/angin dan cairan. Cara mengatasi/penanggulangannya seperti penanggulangan pada penyakit radang insang.

 Penyakit  jamur/radang kulit. 

Penyakit radangkulit disebabkan oleh Ph air yang terlalu tinggi dan juga terlalu rendah. Seharusnya pH air yang dipakai untuk membudidayakan lele sangkuriang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. pH air yang digunakan untuk budidaya lele sangkuriang adalah 7-9.
Ciri-cirinya pada kulit lele akan terlihat bercak-bercak putih, atau jika yg sudah parah kulitnya seperti terkelupas. Cara mengatasi/ penanggulangannya bisa menggunakan ramuan seperti pada penanggulangan pada penyakit radang insang namun agar khasiat ramuan lebih efektif, sebaiknya ikan lele yg sakit direndam dlm baskom yg telah diisi dgn ramuan tersebut. jika jumlah ikan lele yang sakit banyak, penanggulangan penyakit lele dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini :
  1. Kuras air kolam 50%
  2. Siapkan tempat untuk menampung ikan yang akan diobati, isi dengan ramuan daun pepaya dan sirih (yg telah dicampur dgn air bersih 10:1)
  3. Masukan ikan lele  ke dlm tempat penampungan. Waktunya disesuaikan saja, namun jangan terlalu lama, jika ikan lele terlihat sudah megap-megap, berarti sudah cukup.
  4. Kembalikan ikan lele ke dalam kolam. Kemudian tambahkan air kolam seperti volume awal, sebaiknya gunakan air yg berkualitas baik yaitu sudah dikompos atau air yang sudah melalui proses persiapan untuk air kolam.
  5. Untuk membantu proses penyembuhan, boleh menebar cairan ramuan tersebut ke dalam kolam, ditambah dengan memasukan buah mengkudu yang sudah masak.





Daftar Pustaka

                               

Sabtu, 25 Mei 2019


Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang



Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.
Ikan yang satu ini banyak digemari masyarakat. Tidak sedikit para pebisnis ikan yang memilih ikan ini sebagai muara penghasilan sekaligus budidaya.

Persiapan Budidaya Ikan lele

Pilih Jenis Ikan Lele yang Mudah

Dewasa ini, banyak pembudidaya ikan lele yang beralih ke jenis ikan Lele Dumbo jenis Sangkuriang. Lele yang satu ini berhasil mencuri hati para pelaku budidaya karena memiliki beberapa keistimewaan.

Kelebihan Lele Sangkuriang

  • Produktivitas jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi.
  • Kualitas daging yang lebih empuk
  • Lebih tahan terhadap serangan penyakit.
  • Teknik budidayanya pun tidak terlalu sulit, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar.
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah dilakukan. Anda tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk panen.
1. Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele
Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti apapun dapat dijadikan media pembesaran ikan lele.
  • Suhu
    Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC. Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu proses pencernaan makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat), pencernaan makanan pada ikan lele akan berlangsung cepat.
  • Lokasi
    Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal yang harus Anda perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.
2. Membuat Kolam Untuk Pembesaran
Kolam untuk pembesaran ikan lele tidak serumit dan seluas kolam pembenihan. Anda cukup menyiapkan kolam 5×2 meter untuk menampung kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja menggunakan syarat minimal daya tampung per-meter kolam.
Kolam yang digunakan dalam pembesaran ikan lele banyak jenisnya, yaitu kolam terpal, kolam semen dan kolam tanah. Dari ketiga bahan pembuat kolam tersebut, jenis kolam terpal merupakan yang paling murah.
Di samping itu, kolam terpal mudah dalam pembuatannya, praktis dan produktivitas ikan lele tetap tinggi. Dilihat sepintas, kolam tanah mungkin lebih murah karena bisa mengurangi biaya pakan ikan lele. Namun, bahaya hama dan penyakit jauh lebih rentan di kolam tanah sehingga hasilnya tidak optimal.
Lalu, bagaimana cara membuat kolam terpal yang baik?
  • Pertama, Anda harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele. Harga terpal di pasaran sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika Anda ingin membuat kolam ukuran 10×5 meter, berarti hanya mengeluarkan biaya Rp.450.000.
  • Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan. Untuk para pemula, sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2 meter supaya ketika mengalami kegagalan tidak mengalami kerugian besar.
  • Ada dua jenis dasar kolam yang bisa Anda pilih, yaitu dasar kolam dengan menggali tanah dan di permukaan tanah. Sebaiknya, Anda memakai dasar kolam dengan menggali tanah agar tidak mengalami kesulitan ketika pemberian pakan.
  • Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan tanah hasil galian di bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm agar kolam tidak mudah jebol.
  • Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang disusun di atas tanggul kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk bagian sudut kolam, gunakan potongan bambu utuh (jangan dibelah). Jadi, tinggi kolam nantinya sekitar 125-130 cm.
3. Memilih Benih yang Berkualitas

Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda harus pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan ukurannya seragam. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama.
Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas  berikut :
  • Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh mengkilap, gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat).
  • Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut mempengaruhi kualitasnya.

4. Persiapan Sebelum Menebar Benih di Kolam
Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas cemaran limbah apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm.
Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing atau domba. Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam ikan lele yang Anda buat berukuran 5×2 meter, berarti Anda bisa pakai pupuk sekitar 10-15 kg.
Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi, dalam satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang tersebut (jangan dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam. Anda boleh meletakannya di pinggir atau di tengah, yang penting posisi karung itu nantinya mengambang dan bergerak bebas.
Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun, sebelum diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan dalam pupuk terserap total oleh air. Anda bisa menebarkan benih ikan lele saat karung sudah diangkat total.
5. Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?
Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari supaya terhindar dari terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada siang hari? Karena saat itu, kondisi air sedang sangat panas sehingga berpotensi mengakibatkan kematian benih ikan lele karena stress.
Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut di dalam wadah dari bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara memiringkan wadahnya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit benih ikan lele.
6. Poin Penting Dalam Pemeliharaan
  • Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan proses pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan.
  • Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.
  • Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara bertahap setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa panen.
  • Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan. Ada banyak jenis pakan yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas, plankton, cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya, yang paling penting adalah teknik dan waktu pemberiannya.
  • Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.
  • Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.

7. Waktunya Panen Ikan Lele
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen. Saat waktu panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor. Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele.
Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring kalau air kolam masih cukup banyak.

Daftar Pustaka

https://erakini.com/Purwananti Okti Verra/Budidaya-ikan-lele 
Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.
Ikan yang satu ini banyak digemari masyarakat. Tidak sedikit para pebisnis ikan yang memilih ikan ini sebagai muara penghasilan sekaligus budidaya.

Persiapan Budidaya Ikan lele

Pilih Jenis Ikan Lele yang Mudah

Dewasa ini, banyak pembudidaya ikan lele yang beralih ke jenis ikan Lele Dumbo jenis Sangkuriang. Lele yang satu ini berhasil mencuri hati para pelaku budidaya karena memiliki beberapa keistimewaan.

Kelebihan Lele Sangkuriang

  • Produktivitas jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi.
  • Kualitas daging yang lebih empuk
  • Lebih tahan terhadap serangan penyakit.
  • Teknik budidayanya pun tidak terlalu sulit, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar.
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah dilakukan. Anda tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk panen.
1. Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele
Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti apapun dapat dijadikan media pembesaran ikan lele.
  • Suhu
    Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC. Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu proses pencernaan makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat), pencernaan makanan pada ikan lele akan berlangsung cepat.
  • Lokasi
    Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal yang harus Anda perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.
2. Membuat Kolam Untuk Pembesaran
Kolam untuk pembesaran ikan lele tidak serumit dan seluas kolam pembenihan. Anda cukup menyiapkan kolam 5×2 meter untuk menampung kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja menggunakan syarat minimal daya tampung per-meter kolam.
Kolam yang digunakan dalam pembesaran ikan lele banyak jenisnya, yaitu kolam terpal, kolam semen dan kolam tanah. Dari ketiga bahan pembuat kolam tersebut, jenis kolam terpal merupakan yang paling murah.
Di samping itu, kolam terpal mudah dalam pembuatannya, praktis dan produktivitas ikan lele tetap tinggi. Dilihat sepintas, kolam tanah mungkin lebih murah karena bisa mengurangi biaya pakan ikan lele. Namun, bahaya hama dan penyakit jauh lebih rentan di kolam tanah sehingga hasilnya tidak optimal.
Lalu, bagaimana cara membuat kolam terpal yang baik?
  • Pertama, Anda harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele. Harga terpal di pasaran sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika Anda ingin membuat kolam ukuran 10×5 meter, berarti hanya mengeluarkan biaya Rp.450.000.
  • Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan. Untuk para pemula, sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2 meter supaya ketika mengalami kegagalan tidak mengalami kerugian besar.
  • Ada dua jenis dasar kolam yang bisa Anda pilih, yaitu dasar kolam dengan menggali tanah dan di permukaan tanah. Sebaiknya, Anda memakai dasar kolam dengan menggali tanah agar tidak mengalami kesulitan ketika pemberian pakan.
  • Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan tanah hasil galian di bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm agar kolam tidak mudah jebol.
  • Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang disusun di atas tanggul kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk bagian sudut kolam, gunakan potongan bambu utuh (jangan dibelah). Jadi, tinggi kolam nantinya sekitar 125-130 cm.
3. Memilih Benih yang Berkualitas

Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda harus pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan ukurannya seragam. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama.
Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas  berikut :
  • Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh mengkilap, gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat).
  • Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut mempengaruhi kualitasnya.

4. Persiapan Sebelum Menebar Benih di Kolam
Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas cemaran limbah apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm
Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing atau domba. Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam ikan lele yang Anda buat berukuran 5×2 meter, berarti Anda bisa pakai pupuk sekitar 10-15 kg.
Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi, dalam satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang tersebut (jangan dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam. Anda boleh meletakannya di pinggir atau di tengah, yang penting posisi karung itu nantinya mengambang dan bergerak bebas.
Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun, sebelum diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan dalam pupuk terserap total oleh air. Anda bisa menebarkan benih ikan lele saat karung sudah diangkat total.
5. Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?
Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari supaya terhindar dari terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada siang hari? Karena saat itu, kondisi air sedang sangat panas sehingga berpotensi mengakibatkan kematian benih ikan lele karena stress.
Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut di dalam wadah dari bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara memiringkan wadahnya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit benih ikan lele.
6. Poin Penting Dalam Pemeliharaan
  • Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan proses pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan.
  • Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.
  • Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara bertahap setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa panen.
  • Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan. Ada banyak jenis pakan yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas, plankton, cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya, yang paling penting adalah teknik dan waktu pemberiannya.
  • Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.
  • Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.

7. Waktunya Panen Ikan Lele
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen. Saat waktu panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor. Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele.
Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring kalau air kolam masih cukup banyak.

Daftar Pustaka
https://erakini.com/Purwananti Okti Verra/Budidaya-ikan-lele
http://lelesangkuriangorganicfarm.blogspot.com/2017/04/lele-sangkuriang-lele-sangkuriang.html

Jumat, 24 Mei 2019

Probiotik dalam budidaya perikanan


PROBIOTIK DALAM BUDIDAYA PERIKANAN



Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan-kemajuan ilmu ini banyak sekali memberikan manfaat bagi masyarakt umum. Contoh kecil dari ilmu yang telah berkembang adalah Probiotik.
Budidaya ikan merupakan salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk meraup keuntungan yang banyak jika dilakukan dengan benar.
Dengan berkembangnya zaman, ternyata hal ini membuat proses pembudidayaan juga menjadi lebih modern sehingga dapat menghasilkan varietas yang unggul dan berkualitas tinggi.
Salah satu trend budidaya ikan yang sedang berkembang beberapa tahun terakhir ini ialah dengan menggunakan probiotik. Banyak para pembudidaya yang berhasil menghasilkan ikan dengan kualitas unggul hanya dengan memasukkan probiotik di dalam kolam.
Probiotik ini sendiri sangat untuk digunakan dalam pakan ikan. Hal tersebut karena dapat membantu untuk meningkatkan nafsu makan dan membuat ikan yang dibudidaya menjadi lebih sehat.
Untuk membuat probiotik harus melalui fermentasi terlebih dahulu, hal ini diperlukan agar ikan yang memakan pakan yang mengandung probiotik ini bisa lebih mudah untuk mencernanya dan juga lebih mudah menyerap nutrisi yang terkandung di pakan dan diharapkan nantinya adalah ikan akan tumbuh lebih sehat, segar, dan memiliki tubuh yang padat berisi.
Jika dengan probiotik ini akan sangat membantu perkembangan ikan lele, maka sangat dianjurkan sekali anda menggunakan probiotik ini. Sebagai gambaran yang paling mudahnya adalah seperti ini, kebanyakan peternak lele memberikan pakan ikan (tanpa probiotik) dan hasilnya adalah pakan akan banyak ditebar tetapi ikan tidak bisa mencernanya dengan sempurna sehingga hasilnya ikan akan sulit untuk tumbuh besar dan kurang efektif.
Berbeda dengan pakan yang diberi probiotik, dengan probiotik ini ikan akan lebih bernafsu untuk memakan pakan dan ikan akan mendapatkan juga suplay nutrisi dari hasil fermentasi probiotik ini dan harapannya adalah ikan bisa mencernanya dengan sempurna dan yang dihasilkan adalah ikan yang sehat tahan terhadap penyakit, memeiliki bobot yang berat dan panjang serta masa panen yang relatif lebih pendek.
Menurut statistiknya pakan yang diberi probiotik dapat diserap ikan maksimal 40% dan pakan yang diberi probiotik bisa menyerap lebih besar dari 40% bahkan dengan kondisi tertentu bisa mencapai 70%, jika probiotik tadi difermentasi minimal 12 jam.
Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang  dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lain/inangnya beberapa contoh pada makanan suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (lactic acid bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Probiotik
Probiotik adalah salah satu penemuan budidaya ikan terbaik yang pernah ada. Dimana ketika Anda menggunakan probiotik maka hal tersebut dapat menghindarkan kolam dari bau yang tak sedap.
cara membuat probiotik agar bisa menghasilkan kualitas ikan terbaik?

Bahan yang dibutuhkan:

  1. Kukus atau rebus dedak halus 1 hingga 2 kilogram
  2. Sel multi mikroorganisme 100-200cc untuk staterkit
  3. 20 liter air bersih
  4. ½ hingga 2 liter rebusan tetes tebu/ gula merah yang telah didinginkan
  5. 1 buah nanas yang diblender dan kemudian ambil airnya
  6. Azzola micropilla jika ada
  7. ¼ kilogram temulawak yang direbus bersama dengan gula merah lalu kemudia didinginkan
  8. Jerigen dengan ukuran 30 liter
  9. Wadah atau ember kosong yang sudah Anda bersihkan

Cara Pembuatan Probiotik

  1. Probiotik adalah campuran pakan terbaik untuk budidaya ikan, maka dari itu Anda harus memasukkan semua bahan dari nomor 1 hingga nomor 7 ke dalam wadah atau ember yang kosong yang telah Anda sediakan. Lalu, aduk semua bahan tersebut hingga rata.
  2. Apabila sudah diaduk dengan rata, maka langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan ialah dengan memindahkan adonan tersebut ke dalam jerigen kemudian tutup rapat.
  3. Nah, jurigen yang berisi ramuan sudah siap untuk difermentasi. Letakkan jerigen tersebut pada tempat yang gelap lalu diamkan minimal selama 7 hari untuk proses fermentasi.
  4. Anda harus memantaunya secara terus menerus setiap hari. Apabila jerigen sudah tampak mengembung, maka hal yang harus Anda lakukan ialah dengan membuka tutupnya secara pelan-pelan agar gas dan uap yang ada didalamnya bisa keluar, lalu Anda bisa menutupnya kembali.
  5. Nah, jika Anda tidak menemukan bahan Azzola, Anda bisa menggantinya dengan kacang-kacangan atau pelepah pisang.
Probiotik adalah pakan terbaik dan pakan alternatif bagi para pembudidaya yang ingin menghasilkan ikan dengan budidaya yang unggul. Ada banyak sekali manfaat yang bisa Anda dapatkan dari budidaya ikan yang satu ini.
lalu, apa sajakah manfaat yang bisa Anda dapatkan dari budidaya ikan dengan menggunakan probiotik? Berikut pembahasannya untuk Anda.
  1. Manfaat pertama yang bisa Anda dapatkan dari penggunaan probiotik adalah kualitas ikan yang lebih baik dan unggul dengan daging yang lebih lembut serta gurih. Selain itu, kandungan gizi yang ada di dalamnya pun jauh lebih banyak.
  2. Menghasilkan air yang tidak berbau jadi bisa lebih ramah lingkungan
  3. Dengan penggunaan probiotik akan menurunkan serangan penyakit dan kematian bibit yang disebabkan karena penyakit
  4. Kepadatan kolam bisa menjadi lebih tinggi dimana benih yang ditebar bisa bertambah banyak
  5. Probiotik adalah campuran pakan terbaik yang bisa menghemat biaya pakan ikan itu sendiri
Namun, pada saat Anda membuat probiotik sendiri, ada beberapa hal yang mungkin saja malah akan membuat ikan yang Anda budidayakan menjadi sakit lalu mati. Hal tersebut dikarenakan Anda tidak menjaga kebersihan dengan baik selama pembuatan probiotik.
Lalu, apakah ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kehieginisan dari pembuatan probiotik itu sendiri? Tentu saja ada. Nah untuk membantu Anda, beberapa langkah di bawah ini bisa Anda lakukan.
  1. Sebelum membuat probiotik, wajib bagi Anda untuk merebus semua bahan yang akan digunakan kecuali starter bakteri yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk membunuh semua bakteri yang ada di dalamnya sehingga probiotik lebih aman untuk dikonsumsi.
  2. Cuci semua peralatan yang akan digunakan untuk membuat probiotik dengan menggunakan sabun dan bilas dengan air bersih yang mengalir. Tentu saja hal ini bertujuan untuk membunuh semua bakteri yang ada di wadah.
  3. Langkah selanjutnya yakni dengan melewatkan udara yang berasal dari aerator ke dalam larutan garam sebelum masuk wadah perkembiakan bakteri probiotik.
Probiotik adalah campuran pakan terbaik agar bisa menghasilkamn kualitas ikan yang unggul. Akan tetapi, jika Anda tidak menjaga kebersihannya pada saat proses pembuatan probiotik, hal ini akan mengakibatkan beberapa hal seperti di bawah ini:
  1. Air kolam akan menjadi lebih mudah bau. Meskipun faktor utamanya adalah pemberian pakan, akan tetapi proses penguraian amoniak menjadi salah satu faktor terpenting mengapa air kolam menjadi lebih mudah bau.
  2. Ikan akan mengalami gangguan pencernaan akibat adanya bakteri E. coly yang ada di dalam kolam. Ikan yang sudah mengalami gangguan pencernaan tersebut memiliki gejala seperti nafsu makan menurun setelah diberi pakan yang dicampur probiotik, ikan mengalami kembung dan ikan mengambang di permukaan kolam.
  3. Pertumbuhan ikan menjadi melambat, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kedua poin di atas. Tentu saja, ikan dengan kualitas tinggi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan pakan yang diberikan.
Meskipun probiotik adalah campuran pakan terbaik, akan tetapi dalam proses pembuatannya Anda juga harus memperhatikan beberapa hal penting agar bisa menghasilkan ikan dengan kualitas yang unggul. Semoga informasi tentang probiotik ini bisa bermanfaat.


Daftar Pustaka


















                               

Jumat, 17 Mei 2019


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN PATIN

Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk dalam genus Pangasius, familia Pangasiidae. Nama “Patin” juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus. Kelompok ikan ini banyak nilai ekonomisnya, seperti Patin dan patin siam (P. hypophthalmus syn. P. sutchi, atau beberapa panggilan perpustakaan jambal siam). Beberapa anggota yang tinggal di Sungai Mekong dikenal sangat besar, mencapai panjang dua meter.
Dalam budidaya ikan patin pasti mengalami masalah terhadap serangan hama dan penyakit. Jika tidak segera di tangani maka budidaya ikan ini kecil kemungkinan untuk berhasil dalam budidaya patin. Ikan patin juga merupakan salah satu komoditi ikan yang tinggi akan nialai ekonomisnya dan sudah di budidayakan secara komersial.

Berikut Adalah Jenis Serangan Hama Dan Penyakit Serta Cara Pengendalianya :

Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat pada usaha pembesaran patin sistem hampang (pen) dan karamba. Karamba yang ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung (rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budi daya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin juga tidak akan berlompatan keluar.
Penyakit yang ada disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul gangguan akibat adanya tidak faktor patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sementara penyakit infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

A. Penyakit akibat infeksi

Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih patin secara massal masih mengalami beberapa kendala, antara lain, karena serangan sering Ichthyoptirus multifilis parasit (bintik-bintik putih) begitu banyak bibit lele mati, terutama benih berusia 1-2 bulan.
Dalam upaya untuk pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan penyakit patin untuk pencegahan, beberapa penyakit menular berikut harus diperhatikan.

1. Penyakit parasit

Parasit adalah penyakit bintik putih (white spot), yang terjadi akibat infeksi Ichtyophthirius multifiliis yang biasanya menyerang benih berumur 1 – 6 minggu.Gejala 
Serangan dicirikan dengan adanya bintik-bintik putih di lapisan lendir kulit,
Sirip dan lapisan insang dan berenangnya tidak normal.
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet.
Pengendalian 
Menggunakan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram metil biru dalam 100 cc air).
Ikan yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih.
Kemudian kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam.
Lakukan pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari.

2. Penyakit jamur

Jamur dapat menyerang ikan patin karena adanya luka-luka di badan ikan. Jamur yang sering menyerang adalah dari golongan Achlya sp. dan Saprolegnia sp.Gelaja 
Adanya luka di bagian tubuh terutama di tutup insang. Sirip dan bagian punggung.
Bagian-bagian tersebut ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih hingga kecoklatan.
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.Penyebab Penyakit Jamur
Saprolegnia sp. dan Achlya sp.
Pada kondisi air yang jelek.
Kemungkinan patin terserang jamur lebih besar.
Pengendalian 
Menjaga kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin.
Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati.
Obat yang biasanya di pakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter) selama 30 menit.
Caranya rendam ikan yang sakit dengan larutan tadi, dan di ulang sampai tiga hari berturut- turut.

3. Penyakit bakteri

Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp.

Gelaja 

Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip.
Lendir di tubuh ikan berkurang dan tubuhnya terasa kasar saat diraba.
Bakteri yang menyerang ikan patin adalah Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Serangan terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai pendarahan.
Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan.
Pengendalian 
Dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30–60 menit.
Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama 12–24 jam.
Merendam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.
B. Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. Seperti pada penjelasan di bawah ini :
Ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang tidak normal.
Kendala yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
Penyakit ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
Organisme ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai ratusan jumlahnya sehingga akan terlihat seperti bintik-bintik putih.
Tempat yang disukai adalah di bawah selaput lendir sekaligus merusak selaput lendir tersebut.

C. Serangan Hama

Serangan hama biasanya tidak separah serangan penyakit, hanya biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat pemangsa.

1. Serangan Ular

Ular sangat senang menyerang benih dan ikan kecil. Untuk Mengatasi serangan hama jenis ini dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Lakukan penangkapan,
  • Pemagaran kolam.
  • Dan Pasang Jebakan.

2. Serangan Burung Pemangsa Ikan

Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Untuk Mengatasi serangan hama jenis ini dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Beri penghalang bambu agar supaya sulit menerkam;
  • Diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
3. Serangan Biawak 
Biawak juga merupakan hama dalam budidaya ikan untuk menanggulangi hama ini kita dapat lakukan :
  • Penangkapan Pada Malam Hari
  • Pasang Jerat (ranjau)
  • Memberi Pagar setinggi 50 Cm menggunakan Jaring sekeliling bibir kolam.

Salah satu kendala yang sering diahadapi dalam budidaya patin adalah hama dan penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit pencegahan merupakan tindakan paling efektif dibandingkan pengobatan. Tindakan pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang besar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum pemeliharaan dimulai 


Daftar Pustaka

http://www.bibitikan.net/penanganan-hama-dan-penyakit-ikan-patin/
http://www.seputarikan.com/2016/01/10-cara-ampuh-pengendalian-hama-dan_8.html
http://penyuluhannusantara.blogspot.com/2011/05/hama-penyakit-pada-ikan-patin.html