Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang
Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di
Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan
pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.
Ikan yang satu ini banyak digemari masyarakat. Tidak sedikit
para pebisnis ikan yang memilih ikan ini sebagai muara penghasilan sekaligus
budidaya.
Persiapan Budidaya Ikan lele
Pilih Jenis Ikan Lele yang
Mudah
Dewasa ini, banyak pembudidaya ikan lele yang beralih ke jenis ikan Lele Dumbo
jenis Sangkuriang. Lele yang satu ini berhasil mencuri hati para pelaku
budidaya karena memiliki beberapa keistimewaan.
Kelebihan
Lele Sangkuriang
- Produktivitas
jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi.
- Kualitas
daging yang lebih empuk
- Lebih
tahan terhadap serangan penyakit.
- Teknik
budidayanya pun tidak terlalu sulit, asalkan mau belajar dan menekuninya
dengan sabar.
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah
dilakukan. Anda tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan
budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak
perlu menunggu lama untuk panen.
1. Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele
Ikan lele merupakan jenis
ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti apapun dapat dijadikan media pembesaran
ikan lele.
- Suhu
Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC.
Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu proses pencernaan
makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat),
pencernaan makanan pada ikan lele akan berlangsung cepat.
- Lokasi
Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat
hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal
yang harus Anda perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi
tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.
2. Membuat Kolam Untuk Pembesaran
Kolam untuk pembesaran
ikan lele tidak serumit dan seluas kolam pembenihan. Anda cukup menyiapkan
kolam 5×2 meter untuk menampung kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika
ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja menggunakan syarat minimal daya
tampung per-meter kolam.
Kolam yang digunakan dalam pembesaran ikan lele banyak jenisnya, yaitu
kolam terpal, kolam semen dan kolam tanah. Dari ketiga bahan pembuat kolam
tersebut, jenis kolam terpal merupakan yang paling murah.
Di samping itu, kolam terpal mudah dalam pembuatannya, praktis dan
produktivitas ikan lele tetap tinggi. Dilihat sepintas, kolam tanah mungkin
lebih murah karena bisa mengurangi biaya pakan ikan lele. Namun, bahaya hama
dan penyakit jauh lebih rentan di kolam tanah sehingga hasilnya tidak optimal.
Lalu, bagaimana cara membuat kolam terpal yang baik?
- Pertama, Anda harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele.
Harga terpal di pasaran sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika Anda ingin
membuat kolam ukuran 10×5 meter, berarti hanya mengeluarkan biaya
Rp.450.000.
- Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan. Untuk
para pemula, sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2 meter supaya ketika mengalami
kegagalan tidak mengalami kerugian besar.
- Ada dua jenis dasar kolam yang bisa Anda pilih, yaitu dasar kolam
dengan menggali tanah dan di permukaan tanah. Sebaiknya, Anda memakai
dasar kolam dengan menggali tanah agar tidak mengalami kesulitan ketika
pemberian pakan.
- Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan tanah
hasil galian di bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm agar kolam
tidak mudah jebol.
- Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang disusun
di atas tanggul kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk bagian sudut
kolam, gunakan potongan bambu utuh (jangan dibelah). Jadi, tinggi kolam
nantinya sekitar 125-130 cm.
3. Memilih Benih yang
Berkualitas
Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda harus
pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan
ukurannya seragam. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua
benih ikan lele ukurannya harus sama.
Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas
berikut :
- Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan
badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh
mengkilap, gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat).
- Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak
akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele
juga turut mempengaruhi kualitasnya.
4. Persiapan Sebelum
Menebar Benih di Kolam
Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas
cemaran limbah apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm.
Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran kambing atau domba. Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung
dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam ikan lele yang Anda buat berukuran 5×2
meter, berarti Anda bisa pakai pupuk sekitar 10-15 kg.
Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi, dalam
satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang tersebut (jangan
dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam. Anda boleh meletakannya di pinggir
atau di tengah, yang penting posisi karung itu nantinya mengambang dan bergerak
bebas.
Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun,
sebelum diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan
dalam pupuk terserap total oleh air. Anda bisa menebarkan benih ikan lele saat
karung sudah diangkat total.
5. Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?
Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari
supaya terhindar dari terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada siang
hari? Karena saat itu, kondisi air sedang sangat panas sehingga berpotensi
mengakibatkan kematian benih ikan lele karena stress.
Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut di
dalam wadah dari bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara memiringkan
wadahnya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit benih ikan lele.
6. Poin
Penting Dalam Pemeliharaan
- Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan
proses pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam
pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan.
- Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak
disarankan untuk diganti sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang
dan tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi
karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.
- Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan
diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara
bertahap setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga
akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa panen.
- Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan. Ada
banyak jenis pakan yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas,
plankton, cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya, yang paling penting
adalah teknik dan waktu pemberiannya.
- Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan
sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit
supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih
dahulu terpapar sinar matahari.
- Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya
jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran
zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu
kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin
memberikan pakan.
7. Waktunya Panen Ikan Lele
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen.
Saat waktu panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor.
Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak
menimbulkan lecet pada ikan lele.
Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu.
Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah
berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring kalau air kolam masih cukup
banyak.
Daftar Pustaka
Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di
Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan
pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.
Ikan yang satu ini banyak digemari masyarakat. Tidak sedikit
para pebisnis ikan yang memilih ikan ini sebagai muara penghasilan sekaligus
budidaya.
Persiapan Budidaya Ikan lele
Pilih Jenis Ikan Lele yang
Mudah
Dewasa ini, banyak pembudidaya ikan lele yang beralih ke jenis ikan Lele Dumbo
jenis Sangkuriang. Lele yang satu ini berhasil mencuri hati para pelaku
budidaya karena memiliki beberapa keistimewaan.
Kelebihan
Lele Sangkuriang
- Produktivitas
jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi.
- Kualitas
daging yang lebih empuk
- Lebih
tahan terhadap serangan penyakit.
- Teknik
budidayanya pun tidak terlalu sulit, asalkan mau belajar dan menekuninya
dengan sabar.
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah
dilakukan. Anda tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan
budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak
perlu menunggu lama untuk panen.
1. Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele
Ikan lele merupakan jenis
ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti apapun dapat dijadikan media pembesaran
ikan lele.
- Suhu
Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC.
Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu proses pencernaan
makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat),
pencernaan makanan pada ikan lele akan berlangsung cepat.
- Lokasi
Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat
hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal
yang harus Anda perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi
tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.
2. Membuat Kolam Untuk Pembesaran
Kolam untuk pembesaran
ikan lele tidak serumit dan seluas kolam pembenihan. Anda cukup menyiapkan
kolam 5×2 meter untuk menampung kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika
ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja menggunakan syarat minimal daya
tampung per-meter kolam.
Kolam yang digunakan dalam pembesaran ikan lele banyak jenisnya, yaitu
kolam terpal, kolam semen dan kolam tanah. Dari ketiga bahan pembuat kolam
tersebut, jenis kolam terpal merupakan yang paling murah.
Di samping itu, kolam terpal mudah dalam pembuatannya, praktis dan
produktivitas ikan lele tetap tinggi. Dilihat sepintas, kolam tanah mungkin
lebih murah karena bisa mengurangi biaya pakan ikan lele. Namun, bahaya hama
dan penyakit jauh lebih rentan di kolam tanah sehingga hasilnya tidak optimal.
Lalu, bagaimana cara membuat kolam terpal yang baik?
- Pertama, Anda harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele.
Harga terpal di pasaran sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika Anda ingin
membuat kolam ukuran 10×5 meter, berarti hanya mengeluarkan biaya
Rp.450.000.
- Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan. Untuk
para pemula, sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2 meter supaya ketika mengalami
kegagalan tidak mengalami kerugian besar.
- Ada dua jenis dasar kolam yang bisa Anda pilih, yaitu dasar kolam
dengan menggali tanah dan di permukaan tanah. Sebaiknya, Anda memakai
dasar kolam dengan menggali tanah agar tidak mengalami kesulitan ketika
pemberian pakan.
- Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan tanah
hasil galian di bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm agar kolam
tidak mudah jebol.
- Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang disusun
di atas tanggul kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk bagian sudut
kolam, gunakan potongan bambu utuh (jangan dibelah). Jadi, tinggi kolam
nantinya sekitar 125-130 cm.
3. Memilih Benih yang
Berkualitas
Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda harus
pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan
ukurannya seragam. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua
benih ikan lele ukurannya harus sama.
Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas
berikut :
- Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan
badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh
mengkilap, gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat).
- Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak
akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele
juga turut mempengaruhi kualitasnya.
4. Persiapan Sebelum
Menebar Benih di Kolam
Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas
cemaran limbah apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm
Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran kambing atau domba. Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung
dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam ikan lele yang Anda buat berukuran 5×2
meter, berarti Anda bisa pakai pupuk sekitar 10-15 kg.
Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi, dalam
satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang tersebut (jangan
dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam. Anda boleh meletakannya di pinggir
atau di tengah, yang penting posisi karung itu nantinya mengambang dan bergerak
bebas.
Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun,
sebelum diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan
dalam pupuk terserap total oleh air. Anda bisa menebarkan benih ikan lele saat
karung sudah diangkat total.
5. Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?
Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari
supaya terhindar dari terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada siang
hari? Karena saat itu, kondisi air sedang sangat panas sehingga berpotensi
mengakibatkan kematian benih ikan lele karena stress.
Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut di
dalam wadah dari bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara memiringkan
wadahnya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit benih ikan lele.
6. Poin
Penting Dalam Pemeliharaan
- Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan
proses pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam
pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan.
- Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak
disarankan untuk diganti sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang
dan tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi
karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.
- Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan
diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara
bertahap setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga
akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa panen.
- Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan. Ada
banyak jenis pakan yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas,
plankton, cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya, yang paling penting
adalah teknik dan waktu pemberiannya.
- Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan
sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit
supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih
dahulu terpapar sinar matahari.
- Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya
jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran
zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu
kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin
memberikan pakan.
7. Waktunya Panen Ikan Lele
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen.
Saat waktu panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor.
Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak
menimbulkan lecet pada ikan lele.
Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu.
Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah
berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring kalau air kolam masih cukup
banyak.
Daftar Pustaka
http://lelesangkuriangorganicfarm.blogspot.com/2017/04/lele-sangkuriang-lele-sangkuriang.html