Jumat, 10 Mei 2019

Penyebab dan cara mengatasi kolam lele berbusa


PENYEBAB DAN CARA MENGATASI KOLAM LELE BERBUSA


 Ikan lele adalah satu dari sekian banyak jenis ikan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Hal ini karena tingkat konsumsi ikan ini cukup tinggi. Selain itu, harga ikan lele pun terjangkau.
Budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan apabila dilakukan secara intensif. Namun, banyak kendala dan hambatan yang terjadi di lapangan yang dirasakan oleh pembudidaya ikan lele. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah kolam lele yang berbusa. Kolam ikan yang muncul busa dan bergelembung biasanya dipicu karena kolam ikan terlalu padat. Atau, disebabkan oleh cuaca yang memengaruhi pH air atau saat musim hujan.
Dalam pembudidayaan Ikan Lele, perawatan kolam ikan sangat penting untuk dilakukan….
karena kolam merupakan habitat alami dari ikan Lele, yaitu tempat untuk hidup, makan, dan berkembang biak.
Kolam yang tak terawat akan mengancam kehidupan ikan.Sehingga ikan akan mudah terserang hama dan penyakit
Para peternak ikan Lele harus jeli dalam mengamati tanda – tanda munculnya hama dan penyakit pada ikan.
Disamping dengan mengamati tingkah laku dan fisik ikan, kondisi permukaan kolam juga memberi tanda kewaspadaan datangnya penyakit.
Salah satu faktor atau gejala yang harus diwaspadai sebagai akibat akan datangnya hama dan penyakit adalah munculnya busa di permukaan kolam.
Sebenarnya ini adalah pengetahuan paling umum bagi para peternak lele.
Namun tak banyak yang tahu bahwa busa-busa yang sering muncul di permukaan kolam adalah tanda-tanda awal munculnya hama dan penyakit bagi lele.
Dan lebih lanjut dapat menyebabkan kematian bertahap pada lele, sehingga faktor ini sangat perlu diantisipasi.
Berikut beberapa penyebab munculnya busa di permukaan kolam.

Penyebab Munculnya Busa di Kolam Terpal Lele

1.    Kolam terlalu padat

Kolam yang terlalu padat bisa disebabkan oleh jumlah bibit lele yang terlalu banyak.
Sehingga volume ruang bagi setiap bibit menjadi kurang dan membuat faktor bibit lele stress sehingga mengeluarkan lendir.
Padat tebar yang tinggi juga berarti kemungkinan sisa pakan yang volumenya lebih besar. Ikan yang banyak juga berarti kotoran yang menumpuk juga akan lebih banyak. Sisa pakan dan kotoran akan berhubungan dengan ammonia yang dihasilkan. Seperti telah diketahui, kadar ammonia yang tinggi ini yang sering menyebabkan kematian benih lele dan biasanya diawali dengan stress pada ikan. Stress mudah terlihat jika banyak ikan mengapung di permukaan air, ataupun ikan tidak mau menerima pakan yang diberikan.
2. pH air kolam yang tidak dikontrol
pH air kolam perlu diperhatikan dan dikontrol secara berkala agar lele tetap bisa hidup dan tidak mengalami shock oleh musim
Terutama bila musim penghujan tiba.
Biasanya benih lele hari-hari awal dilindungi dulu dari terpaan hujan langsung. Karena keduluan turun hujan lebat, tutup tidak sempat terpasang. Esoknya, buih muncul di kolam benih dengan volume cukup banyak. Untungnya ikan masih tahan dan hanya bergerombol di permukaaan air. Hujan kemungkinan besar mengubah pH air kolam menjadi lebih asam hingga benih ikan lele tidak tahan dan mengeluarkan gelembung udara yang lebih pekat.
Selain itu, tingkat pH yang tinggi juga dapat disebabkan oleh bahan-bahan konstruksi kolam yang digunakan seperti kapur, marmer atau beton.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, kolam terpal benar-benar harus memiliki kualitas tinggi.
Adapun rekomendasi kolam terpal berkualitas dengan harga bersaing dapat anda dapatkan di website ini.
Dapatkan! supaya tidak ada gejala pH tinggi lagi.
3. Kadar organik terlarut yang tinggi
Penumpukan kotoran lele yang tidak terurai dalam kolam, pembusukan vegetasi, ikan mati yang tidak segera diambil, rembesan pupuk ke dalam kolam yang berasal dari area terdekat sekitar kolam serta sisa pakan yang tidak termakan bisa menyebabkan kadar organik dalam kolam terlalu tinggi sehingga tak ada ruang gerak bagi lele untuk bernafas.
Kandungan oksigen dalam air pun menjadi berkurang dan terhambat.
Hal ini bisa menyebabkan naiknya tingkat stres pada lele.
4. Algae blooming
Algae blooming atau ledakan alga bisa terjadi karena adanya proses pemupukan yang berlebihan dan penggunaan katalis plankton yang berlebihan.
Sehingga menyebabkan pertumbuhan alga dalam kolam semakin meningkat.
Dan ini dapat membuat kolam lele tidak bersih.
Sehingga distribusi makanan ke seluruh area kolam menjadi terhambat.
Cahaya matahari yang masuk pun menjadi berkurang.
Ganggang atau alga sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu ganggang plankton dan ganggang berbentuk filamen.
Ganggang plankton adalah organisme sel tunggal yang keberadannya dapat menyebabkan warna hijau pada air kolam.
Sedangkan ganggang bentuk filamen seperti untaian rambut dan atau lapisan karpet berwarna hijau di permukaan kolam.
Sebenarnya bila dalam jumlah yang kecil, kedua ganggang tersebut bisa bermanfaat bagi lingkungan kolam.
Namun pertumbuhan yang tidak terkendali dari ganggang akan dapat menimbulkan masalah yang tidak bisa dianggap remeh.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi para peternak lele untuk mengontrol pertumbuhan ganggang di kolam untuk menjaga lele-lele yang dibudidayakan tetap sehat.

Cara Menghilangkan Busa Pada Kolam Lele

Keempat faktor tersebut diatas sangatlah penting untuk diperhatikan karena kelalaian satu pun akan menyebabkan kematian bertahap pada lele.
Hal ini tentu tidak diharapkan karena akan mempengaruhi omset peternak.
Atau dengan kata lain bisa menyebabkan kerugian yang tentu saja tidak diinginkan.
Oleh karena itu diperlukan beberapa trik dan tips untuk mengatasi kolam terpal lele yang sudah terlanjur berbusa atau bisa mencegah agar kolam tidak berbusa.
Berikut dijelaskan beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut.
  1. Melakukan pembuangan air bagian bawah kolam sebanyak lebih kurang 30 % sebelum dilakukan pengisian kembali dengan air yang baru. Penggantian air berfungsi untuk menghilangkan bakteri patogen yang terkandung di air lama (kotor). Penggantian air bisa dilakukan 1x dalam seminggu, air yang diganti baiknya kisaran 30%. Untuk menjaga agar lele tidak stress. Jika air diganti terlalu banyak lele harus beradaptasi kembali dengan air baru dan itu menyebabkan lele stres.
  2. Melakukan pemberian probiotik atau bakteri pengurai pada kolam sehingga media kolam menjadi stabil.
  3. Ikan lele wajib dipuasakan selama satu hari sampai ikan kembali lincah seperti sediakala.
  4. Melakukan sistem kocor atau mengaliri kolam dengan semburan air yang kencang dan terus menerus.
  5. Membuat tanggul di sekeliling kolam untuk mencegah limpahan air hujan masuk secara langsung ke dalam kolam.
  6. Menambahkan berbagai tanaman air, seperti lili dan selada air yang mencakup 50 hingga 70% luas permukaan kolam sehingga dapat menambah konsumsi kelebihan gizi bagi ikan.
  7. Menambahkan bakteri nitrifikasi yang berguna untuk memakan kelebihan nutrisi yang dipakai oleh ganggang untuk melakukan pertumbuhan.
  8. Melakukan penambahan jerami ke kolam untuk membantu menjaga air kolam tetap jernih dan bebas bau.

Daftar Pustaka





                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar