PENYEBAB DAN CARA MENGATASI KOLAM LELE BERBUSA
Ikan lele adalah satu
dari sekian banyak jenis ikan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Hal
ini karena tingkat konsumsi ikan ini cukup tinggi. Selain itu, harga ikan lele
pun terjangkau.
Budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan apabila
dilakukan secara intensif. Namun, banyak kendala dan hambatan yang terjadi di
lapangan yang dirasakan oleh pembudidaya ikan lele. Salah satu kendala yang
sering dihadapi adalah kolam lele yang berbusa. Kolam ikan yang muncul busa dan
bergelembung biasanya dipicu karena kolam ikan terlalu padat. Atau, disebabkan
oleh cuaca yang memengaruhi pH air atau saat musim hujan.
Dalam
pembudidayaan Ikan Lele, perawatan kolam ikan sangat penting untuk dilakukan….
karena kolam
merupakan habitat alami dari ikan Lele, yaitu tempat untuk hidup, makan, dan
berkembang biak.
Kolam yang
tak terawat akan mengancam kehidupan ikan.Sehingga ikan akan mudah terserang
hama dan penyakit
Para
peternak ikan Lele harus jeli dalam mengamati tanda – tanda munculnya hama dan
penyakit pada ikan.
Disamping
dengan mengamati tingkah laku dan fisik ikan, kondisi permukaan kolam juga
memberi tanda kewaspadaan datangnya penyakit.
Salah satu faktor atau
gejala yang harus diwaspadai sebagai akibat akan datangnya hama dan penyakit
adalah munculnya busa di permukaan
kolam.
Sebenarnya
ini adalah pengetahuan paling umum bagi para peternak lele.
Namun
tak banyak yang tahu bahwa busa-busa yang sering muncul di permukaan kolam
adalah tanda-tanda awal munculnya hama dan penyakit bagi lele.
Dan
lebih lanjut dapat menyebabkan kematian bertahap pada lele, sehingga faktor ini
sangat perlu diantisipasi.
Berikut beberapa
penyebab munculnya busa di permukaan kolam.
Penyebab Munculnya
Busa di Kolam Terpal Lele
1.
Kolam terlalu padat
Kolam yang terlalu
padat bisa disebabkan oleh jumlah bibit lele yang terlalu banyak.
Sehingga
volume ruang bagi setiap bibit menjadi kurang dan membuat faktor bibit lele
stress sehingga mengeluarkan lendir.
Padat tebar yang tinggi juga berarti kemungkinan sisa pakan
yang volumenya lebih besar. Ikan yang banyak juga berarti kotoran yang menumpuk
juga akan lebih banyak. Sisa pakan dan kotoran akan berhubungan dengan ammonia
yang dihasilkan. Seperti telah diketahui, kadar ammonia yang tinggi ini yang
sering menyebabkan kematian benih lele dan biasanya diawali dengan stress pada
ikan. Stress mudah terlihat jika banyak ikan mengapung di permukaan air,
ataupun ikan tidak mau menerima pakan yang diberikan.
2. pH air kolam yang tidak
dikontrol
pH
air kolam perlu diperhatikan dan dikontrol secara berkala agar lele tetap bisa
hidup dan tidak mengalami shock oleh musim
Terutama
bila musim penghujan tiba.
Biasanya benih lele hari-hari awal dilindungi dulu dari
terpaan hujan langsung. Karena keduluan turun hujan lebat, tutup tidak sempat
terpasang. Esoknya, buih muncul di kolam benih dengan volume cukup banyak.
Untungnya ikan masih tahan dan hanya bergerombol di permukaaan air. Hujan
kemungkinan besar mengubah pH air kolam menjadi lebih asam hingga benih ikan
lele tidak tahan dan mengeluarkan gelembung udara yang lebih pekat.
Selain
itu, tingkat pH yang tinggi juga dapat disebabkan oleh bahan-bahan konstruksi
kolam yang digunakan seperti kapur, marmer atau beton.
Oleh
karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, kolam terpal benar-benar harus
memiliki kualitas tinggi.
Adapun rekomendasi kolam terpal berkualitas dengan harga bersaing
dapat anda dapatkan di website ini.
Dapatkan!
supaya tidak ada gejala pH tinggi lagi.
3.
Kadar organik terlarut yang tinggi
Penumpukan
kotoran lele yang tidak terurai dalam kolam, pembusukan vegetasi, ikan mati
yang tidak segera diambil, rembesan pupuk ke dalam kolam yang berasal dari area
terdekat sekitar kolam serta sisa pakan yang tidak termakan bisa menyebabkan
kadar organik dalam kolam terlalu tinggi sehingga tak ada ruang gerak bagi lele
untuk bernafas.
Kandungan
oksigen dalam air pun menjadi berkurang dan terhambat.
Hal ini bisa
menyebabkan naiknya tingkat stres pada lele.
4. Algae blooming
Algae blooming atau ledakan alga bisa
terjadi karena adanya proses pemupukan yang berlebihan dan penggunaan katalis
plankton yang berlebihan.
Sehingga
menyebabkan pertumbuhan alga dalam kolam semakin meningkat.
Dan
ini dapat membuat kolam lele tidak bersih.
Sehingga
distribusi makanan ke seluruh area kolam menjadi terhambat.
Cahaya
matahari yang masuk pun menjadi berkurang.
Ganggang
atau alga sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu ganggang plankton dan ganggang
berbentuk filamen.
Ganggang
plankton adalah organisme sel tunggal yang keberadannya dapat menyebabkan warna
hijau pada air kolam.
Sedangkan
ganggang bentuk filamen seperti untaian rambut dan atau lapisan karpet berwarna
hijau di permukaan kolam.
Sebenarnya
bila dalam jumlah yang kecil, kedua ganggang tersebut bisa bermanfaat bagi
lingkungan kolam.
Namun
pertumbuhan yang tidak terkendali dari ganggang akan dapat menimbulkan masalah
yang tidak bisa dianggap remeh.
Oleh
karena itu, sangatlah penting bagi para peternak lele untuk mengontrol
pertumbuhan ganggang di kolam untuk menjaga lele-lele yang dibudidayakan tetap
sehat.
Cara Menghilangkan Busa Pada
Kolam Lele
Keempat
faktor tersebut diatas sangatlah penting untuk diperhatikan karena kelalaian
satu pun akan menyebabkan kematian bertahap pada lele.
Hal
ini tentu tidak diharapkan karena akan mempengaruhi omset peternak.
Atau
dengan kata lain bisa menyebabkan kerugian yang tentu saja tidak diinginkan.
Oleh
karena itu diperlukan beberapa trik dan tips untuk mengatasi kolam terpal lele
yang sudah terlanjur berbusa atau bisa mencegah agar kolam tidak berbusa.
Berikut
dijelaskan beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut.
- Melakukan
pembuangan air bagian bawah kolam sebanyak lebih kurang 30 % sebelum
dilakukan pengisian kembali dengan air yang baru. Penggantian air
berfungsi untuk menghilangkan bakteri patogen yang terkandung di air lama
(kotor). Penggantian air bisa dilakukan 1x dalam seminggu, air yang
diganti baiknya kisaran 30%. Untuk menjaga agar lele tidak stress. Jika
air diganti terlalu banyak lele harus beradaptasi kembali dengan air baru
dan itu menyebabkan lele stres.
- Melakukan
pemberian probiotik atau bakteri pengurai pada kolam sehingga media kolam
menjadi stabil.
- Ikan
lele wajib dipuasakan selama satu hari sampai ikan kembali lincah seperti
sediakala.
- Melakukan
sistem kocor atau mengaliri kolam dengan semburan air yang kencang dan
terus menerus.
- Membuat
tanggul di sekeliling kolam untuk mencegah limpahan air hujan masuk secara
langsung ke dalam kolam.
- Menambahkan
berbagai tanaman air, seperti lili dan selada air yang mencakup 50 hingga
70% luas permukaan kolam sehingga dapat menambah konsumsi kelebihan gizi
bagi ikan.
- Menambahkan
bakteri nitrifikasi yang berguna untuk memakan kelebihan nutrisi yang
dipakai oleh ganggang untuk melakukan pertumbuhan.
- Melakukan
penambahan jerami ke kolam untuk membantu menjaga air kolam tetap jernih
dan bebas bau.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar