PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN PATIN
Patin adalah sekelompok ikan berkumis
(Siluriformes) yang termasuk dalam genus Pangasius, familia Pangasiidae. Nama
“Patin” juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus. Kelompok ikan
ini banyak nilai ekonomisnya, seperti Patin dan patin siam (P. hypophthalmus
syn. P. sutchi, atau beberapa panggilan perpustakaan jambal siam). Beberapa
anggota yang tinggal di Sungai Mekong dikenal sangat besar, mencapai panjang
dua meter.
Dalam budidaya ikan patin pasti mengalami
masalah terhadap serangan hama dan penyakit. Jika tidak segera di tangani maka
budidaya ikan ini kecil kemungkinan untuk berhasil dalam budidaya patin. Ikan
patin juga merupakan salah satu komoditi ikan yang tinggi akan nialai
ekonomisnya dan sudah di budidayakan secara komersial.
Berikut Adalah Jenis Serangan Hama Dan Penyakit Serta Cara
Pengendalianya :
Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat pada usaha pembesaran patin sistem hampang (pen) dan karamba. Karamba yang ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung (rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budi daya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin juga tidak akan berlompatan keluar.
Penyakit
yang ada disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah
penyakit yang timbul gangguan akibat adanya tidak faktor patogen. Penyakit
non-infeksi ini tidak menular. Sementara penyakit infeksi biasanya timbul
karena gangguan organisme patogen.
A. Penyakit akibat
infeksi
Organisme
patogen yang menyebabkan infeksi biasanya parasit, jamur, bakteri, dan virus.
Produksi benih patin secara massal masih mengalami beberapa kendala, antara
lain, karena serangan sering Ichthyoptirus multifilis parasit (bintik-bintik
putih) begitu banyak bibit lele mati, terutama benih berusia 1-2 bulan.
Dalam
upaya untuk pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan penyakit
patin untuk pencegahan, beberapa penyakit menular berikut harus diperhatikan.
1. Penyakit parasit
Parasit
adalah penyakit bintik putih (white spot), yang terjadi akibat infeksi
Ichtyophthirius multifiliis yang biasanya menyerang benih berumur 1 – 6 minggu.Gejala
Serangan
dicirikan dengan adanya bintik-bintik putih di lapisan lendir kulit,
Sirip dan
lapisan insang dan berenangnya tidak normal.
Penyakit
white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari
jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet.
Pengendalian
Menggunakan
metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram metil biru dalam 100
cc air).
Ikan
yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih.
Kemudian
kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam.
Lakukan
pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari.
2. Penyakit jamur
Jamur
dapat menyerang ikan patin karena adanya luka-luka di badan ikan. Jamur yang
sering menyerang adalah dari golongan Achlya sp. dan Saprolegnia sp.Gelaja
Adanya
luka di bagian tubuh terutama di tutup insang. Sirip dan bagian punggung.
Bagian-bagian
tersebut ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih hingga
kecoklatan.
Penyakit
jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini
biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.Penyebab Penyakit Jamur
Saprolegnia
sp. dan Achlya sp.
Pada
kondisi air yang jelek.
Kemungkinan
patin terserang jamur lebih besar.
Pengendalian
Menjaga
kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin.
Ikan
yang terlanjur sakit harus segera diobati.
Obat
yang biasanya di pakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1
liter) selama 30 menit.
Caranya
rendam ikan yang sakit dengan larutan tadi, dan di ulang sampai tiga hari
berturut- turut.
3. Penyakit bakteri
Penyakit
bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang
adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp.
Gelaja
Ikan
yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian
dada, perut, dan pangkal sirip.
Lendir
di tubuh ikan berkurang dan tubuhnya terasa kasar saat diraba.
Bakteri
yang menyerang ikan patin adalah Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Serangan
terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai pendarahan.
Ikan
patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga
ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan.
Pengendalian
Dengan
merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30–60
menit.
Merendam
ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama 12–24 jam.
Merendam
ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.
B.
Penyakit non-infeksi
Penyakit
non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan
disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan
berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. Gajala keracunan dapat
diidentifikasi dari tingkah laku ikan. Seperti pada penjelasan di bawah ini :
Ikan
akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya,
ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan
kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah
dan berkembang tidak normal.
Kendala
yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white
spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
Penyakit
ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
Organisme
ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai ratusan jumlahnya
sehingga akan terlihat seperti bintik-bintik putih.
Tempat
yang disukai adalah di bawah selaput lendir sekaligus merusak selaput lendir
tersebut.
C. Serangan Hama
Serangan
hama biasanya tidak separah serangan penyakit, hanya biasanya berukuran lebih
besar daripada ikan dan bersifat pemangsa.
1. Serangan Ular
Ular
sangat senang menyerang benih dan ikan kecil. Untuk Mengatasi serangan hama
jenis ini dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
- Lakukan penangkapan,
- Pemagaran kolam.
- Dan Pasang Jebakan.
2. Serangan Burung
Pemangsa Ikan
Memakan
benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Untuk Mengatasi serangan
hama jenis ini dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
- Beri penghalang bambu agar supaya
sulit menerkam;
- Diberi rumbai-rumbai atau tali
penghalang.
3.
Serangan Biawak
Biawak
juga merupakan hama dalam budidaya ikan untuk menanggulangi hama ini kita dapat
lakukan :
- Penangkapan Pada Malam Hari
- Pasang Jerat (ranjau)
- Memberi Pagar setinggi 50 Cm
menggunakan Jaring sekeliling bibir kolam.
Salah satu kendala yang sering diahadapi dalam
budidaya patin adalah hama dan penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit
pencegahan merupakan tindakan paling efektif dibandingkan pengobatan. Tindakan
pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang besar. Pencegahan sebaiknya
dilakukan sebelum pemeliharaan dimulai
Daftar Pustaka
http://www.bibitikan.net/penanganan-hama-dan-penyakit-ikan-patin/
http://www.seputarikan.com/2016/01/10-cara-ampuh-pengendalian-hama-dan_8.html
http://penyuluhannusantara.blogspot.com/2011/05/hama-penyakit-pada-ikan-patin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar